Muswil V LDII Sulteng Usung Semangat Profesional dan Religus

LDII-a3dc1078
KETUA Umum PP LDII, Chriswanto Santoso (kiri), didampingi Ketua Umum PW LDII Sulteng, Agussalim Sutan Marhum (tengah), serta Ketua Umum LDII Jawa Tengah, Prof. Singgih Tri Sulistiyono (kanan), saat memberikan keterangan kepada wartawan, terkait pelaksanaan Muswil V LDII Sulteng. FOTO: JEFRI/MS  

PALU, MERCUSUAR – Hari ini, Selasa (15/3/20220, Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), melaksanakan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-V. Muswil yang dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Palu ini, mengusung tema Peran LDII Dalam Memajukan SDM Profesional Religius Menuju Sulteng Lebih Sejahtera dan Maju.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) LDII, Chriswanto Santoso, dalam konferensi pers yang digelar di salah satu kafe di Kota Palu, Senin (14/3/2022) mengatakan, aspek profesional religius ini menjadi tagline LDII secara nasional. Tagline ini sendiri dituangkan dalam empat program nasional, yakni kebangsaan, keagamaan, pendidikan, sehat alami, teknologi digital, energi baru terbarukan, ekonomi syariah, serta pangan dan lingkungan hidup.

“Kami berharap SDM LDII yang profesional religius, menjadi pondasi untuk mengisi bonus demografi, serta memanfaatkan potensi teknologi digital,” ujarnya. 

Sementara itu, Ketua Umum PW LDII Sulteng, Agussalim Sutan Marhum  menyebut, di tingkat Pengurus Cabang (PC) dan Pengurus Anak Cabang (PAC), LDII Sulteng membangun SDM dari tingkat paling bawah yakni Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), melalui pembinaan karakter secara rutin, yang mengarah pada aspek profesional religus, sehingga generasi muda diharapkan terhindar dari hal-hal negatif. 

Sementara itu, Ketua Umum PW LDII Jawa Tengah, Prof. Singgih Tri Sulisityono, yang mendampingi Ketua Umum PP LDII mengatakan, sebagai lembaga dakwah Islam, LDII mengembangkan paradigma ‘bersanding’, di mana LDII berupaya bersinergi dengan stakeholder strategis dan elemen masyarakat, sebagai kekuatan bangsa, menuju kemakmuran masyarakat. Terkait hal ini kata dia, fleksibilitas mental diperlukan untuk menyesuaikan menghadapi perubahan, dengan mengedepankan aspek profesionalitas religius. 

Kemudian sebagai lembaga dakwah Islam kata Singgih, LDII tidak menghilangkan semua budaya lokal, tetapi unsur budaya local yang memiliki nilai kearifan dan pengetahuan lokal, tetap digunakan. Hal ini karena LDII juga bergerak di bidang pemberdayaan umat, sehingga tidak perlu terjadi kontradiksi dengan kearifan dan pengetahuan lokal. 

“Dalam lembaga pendidikan kita, metode pendidikan dan syiarnya juga dilakukan dengan memperhatikan kearifan dan pengetahuan lokal. Kita tidak anti kearifan dan pengetahuan lokal, karena ini termasuk dalam salah satu program kita, yakni kebangsaan, untuk kepentingan pembangunan,” ujarnya. 

Pelaksanaan muswil ini sendiri kata Chriswanto, selain sebagai proses konsolidasi, evaluasi serta pertanggungjawaban pengurus lama, titik pentingnya adalah menyusun program kerja dan menentukan pengurus berikutnya, serta rekomendasi untuk kepentingan LDII Sulteng ke depan. Hal ini kata dia menjadi penting, untuk merespon situasi yang kita hadapi saat ini, misalnya pandemi Covid-19. 

“Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga kita semua. Paling tidak kita bisa berkontribusi. Lewat muswil ini, kita bisa merespon secara strategis perubahan yang ada, misalnya situasi pandemi di mana kondisi ekonomi belum pulih sepenuhnya, dampak global dari perang Rusia –Ukraina, hingga situasi kelangkaan minyak goreng di pasaran,” ujarnya.  

Untuk itu menurutnya, kepengurusan ke depan harus responsif, dengan menampilkan figur-figur muda, yang mampu mengekseskusi program dan mampu memberikan rekomendasi yang membangun. Pihaknya berharap, kepengurusan ke depan mampu mengeksekusi program yang ada, dengan baik. 

“Kita sudah berkomunikasi dengan sejumlah stakeholder, seperti Bank Syariah Indonesia (BSI), terkait kerjasama untuk pengembangan ekonomi mikro, kemudian dengan pihak keamanan seperti Danrem 132 Tadulako, untuk membangun stablilitas di wilayah Sulteng, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa stabil. Di tingkat nasional, kami juga bekerjasama dengan BNPT, untuk menginisiasi WARUNG (Wadah Akur, Rukun Usaha Nurani Gelorakan) NKRI, dalam upaya membantu menjaga stablitas, di mana konsepnya memadukan syiar dengan konsep kebangsaan, dengan tujuan mengingatkan kepada kita untuk menjaga Indonesia, lewat pembinaan umat,” jelasnya.  

Sementara itu Agussalim Sutan Marhum berharap, semoga muswil ini melahirkan regenerasi kepemimpinan, yang lebih mampu dan kompeten dalam mengejahwantahkan visi LDII ke depan. JEF

Pos terkait