PALU, MERCUSUAR – Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulawesi Tengah memesan sekitar 300 set alat tes virus corona langsung dari China untuk didistribusikan ke sejumlah rumah sakit di Sulawesi Tengah.
“Kita impor langsung dari China. Sekarang dalam tahap pengiriman tapi terkendala lockdown di negara itu,” kata Ketua PSMTI Sulawesi Tengah Wijaya Candra di Palu, Selasa (24/3).
Dia mengatakan pihaknya juga sedang berusaha meminta bantuan dari PSMTI pusat di Jakarta agar menambah alast tes corona tersebut sehingga bisa didistribusi ke semua rumah sakit di Sulawesi Tengah.
“Kami berharap 1.000 set dari PSMTI pusat dan Budha Zhu Chi agar bisa dipenuhi sebanyak itu,” katanya.
Wijaya mengatakan barang yang dipesan dari China saat ini terkendala pengiriman barang sehingga kemungkinan masih butuh waktu dua hingga tiga pekan ke depan.
“Proses pengirimannya kan panjang, dari China ke Jakarta dulu, dari Jakarta baru ke Palu,” katanya.
Saat ini kata dia, baru bisa membantu alat perlindungan diri kesehatan seperti masker, kacamata pelindung, kaos tangan karet, sepatu booth, jas hujan, dan handscoon altamed.
Sebagian bantuan tersebut telah diserahkan ke Rumah Sakit Anutapura Palu, dan Rumah Sakit Donggala di Banawa.
“Pengiriman barang untuk Rumah Sakit Ampana, Tojo Unauna dan Poso dikirim hari ini (Selasa) melalui ekspedisi,” kata Wijaya.
Dia mengatakan bantuan tersebut didistribusikan secara bertahap karena kelangkaan barang seperti alkohol. Selain barang langka, juga harganya yang mahal.
“Alkohol saja sekarang sudah Rp150 ribu per liter, itu pun belum tentu dapat karena stok barang tidak ada,” katanya.
Menurut Wijaya bantuan tersebut merupakan hasil donasi atas kepedulian warga keturunan Tionghoa di Sulawesi Tengah antara lain Megabudhi Vihara Karunadipa dalam bentuk uang lalu dibelikan barang.
“Sekarang ada uang, barang yang sulit,” katanya.
Menanggapi pengetatan masuk keluar orang di seluruh perbatasan Sulawesi Tengah, Wijaya berharap tidak menghambat pengiriman barang antarprovinsi karena bisa mengakibatkan gejolak ekonomi.
“Kalau nanti pengetatan barang, bagaimana dengan pengiriman barang kan bisa menghambat,” katanya.
Wijaya menjelaskan, hari Senin (23/3) pihaknya menyerahkan bantuan alat perlindungan diri dalam mencegah penyebaran COVID-19 di Rumah Sakit Anutapura dan Rumah Sakit Donggala. Tahap berikutnya masih menunggu barangnya datang.
Dia mengatakan organisasinya akan menyalurkan bantuan secara bertahap karena stok barang sangat sulit diperoleh di Kota Palu, apalagi dalam situasi pandemi COVID-19, pengiriman barang sangat ketat.
“Semua stok penangkal virus di Kota Palu kosong. Kita sudah berupaya cari tapi kemarin baru dapat sekitar 20-an masker N95,” kata Wijaya.
Pengusaha kolam permandian terbesar di Kota Palu itu mengatakan organisasinya telah memesan baju pelindung, masker, alas kaki bahkan jas hujan dari Jakarta karena tidak ada stok di Palu.
“Kita tinggal menunggu pengiriman, kita usahakan 100 pasang lebih demi untuk menjaga para dokter dan tenaga medis kita dari COVID-19,” kata Wijaya.
Dia mengatakan saat ini sedang diusahakan membeli masker kualitas tinggi untuk cegah virus sehingga pemanfaatannya maksimal untuk melindungi diri para dokter dan tenaga medis dari ancaman virus corona.
“Semua petugas di rumah sakit harus kita lindungi. Mereka ujung tombak kesehatan menghadapi COVID-19 ini. Kita usahakan semua dari tukang parkir sampai tukang dorong ranjang rumah sakit,” katanya.
Wijaya mengatakan Paguyuban Tionghoa di Sulawesi Tengah telah bahu membahu mengumpulkan sejumlah uang untuk mendapatkan alat perlindungan diri kesehatan tersebut demi menjaga kemungkinan adanya korban corona menjangkit di daerah ini.
“Masalahnya sekarang alat-alat yang kita butuhkan sulit didapat apalagi dari Jakarta sebagian daerah sudah zona merah corona,” katanya.
Dia mengatakan langkah yang dilakukan warga keturunan Tionghoa tersebut semata-mata karena peduli terhadap sesama khususnya daerah Sulawesi Tengah agar tidak terjangkit virus mematikan itu.
Wijaya mengatakan semua alat pelindung diri tersebut telah diserahkan ke Rumah Sakit Anutapura dan RS Donggala, dan dirinya berharap alat tersebut digunakan sebaik mungkin demi melindungi diri dari COVID-19.ANT/MAN