Pandemi, Sektor Pengolahan Sulteng Tumbuh Sangat Baik

4736e84f-bf3d-4f5a-8d35-31b4ad6b2d0b
Kepala Perwakilan BI Sulteng, M Abdul Majid Ikram member sambutan pada Pertemuan Tahunan BI secara virtual di Hotel Santika, Palu, Kamis (3/12). Foto: Tasman Banto

KEPALA Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah, M Abdul Majid Ikram mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kondisi perekonomian secara global, sektor pengolahan tumbuh sangat baik.

Di tengah situasi pandemi, ekonomi Sulteng sampai dengan akhir 2020, diperkirakan akan mengalami perlambatan namun tetap tumbuh positif.

Majid, sapaan akrabnya mengemukakan hal itu dalam  

Pertemuan Tahunan BI 2020 secara virtual di Hotel Santika, Palu, Kamis (3/12).

Dijelaskan, pertumbuhan ekonomi berjalan cukup baik pada awal tahun 2020 sempat menyentuh angka negatif pada semester 1 dan kembali tumbuh pada triwulan III 2020. Melambatnya pertumbuhan ekonomi 2020 disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang berpengaruh pada aktivitas ekonomi dan permintaan masyarat.

“Dari sisi penawaran, lambatnya perekonomian Sulteng disebabkan penurunan sektor-sektor yang sangat terdampak pandemi seperti sektor trasportasi, akmamin, konstruksi dan perdagangan. Dari pengeluran, mobilitas masyarakat menurun dan adanya beberapa tenaga kerja yang terdampak Covid-19, menyembabkan tingkat konsumsi RT menurun. Realisasi investasi sebanarnya masih cukup tinggi, namun bila dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu sedikit menurun,” jelasnya.

Menurutt Majid, namun demikian, terdapat beberapa sektor yang tumbuh sangat baik. Kinerja industri pengolahan tumbuh digit bahkan pada triwulan III sempat mencapai 27,79% (yoy). Tingginya pertumbuhan tersebut ditopang oleh produksi perdana baja karbon yang merupakan hilirisasi lanjutan nikel di Morowali.

Selain itu, juga terdapat tambahan kapasitas produksi nikel pig iron baru sehingga produksi meningkat. Adanya dana PEN, yang terdiri dari berbagai program, realisasi per November 2020 Sulteng telah mencapai Rp 2,48 triliun, cukup dapat menjaga daya beli masyarakat Sulteng.

“Pertumbuhan Sulteng yang positif terus meningkatkan kontribusi kue ekonomi Sulteng terhadap wilayah Sulampua yang meningkat mendekati Papua sebagai peringkat kedua di kawasan Sulampua setelah Sulsel dan Papua. PDRB Sulteng mencapai Rp123,38 triliun secara harga berlaku, atau 11,95 persen dari PDRB Sulampua,” jelasnya lagi.

Pangsa PDRB Sulteng yang terus meningkat menjadi indikasi hal ini, yang tentunya tidak terlepas dari kinerja ekspor yang sangat baik. Nilai ekspor Sulteng masih merupakan yang terbesar di Sulampua. Pada periode Januari-Oktober 2020, total ekspor Sulteng mencapai USD 4,91 miliar, atau 44,4 persen dari total ekspor Sulampua.RES

Pos terkait