SIGI, MERCUSUAR – Percepatan penanggulangan masalah stunting tidak dapat hanya ditangani oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) saja, tapi perlu kerjasama lintas sektor untuk menyelesaikannya. Demikian dikatakan Bupati Sigi, Moh. Irwan, saat menghadiri rembuk stunting konvergensi percepatan penurunan stunting Kabupaten Sigi tahun 2022 (Aksi3), di Hotel Best Western Coco Palu, Selasa (5/7/2022).
Dijelaskan, stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita saat ini.
“Bahaya stunting berdampak besar pada pertumbuhan anak, maka perlu adanya penanganan serius. Antara lain adanya intervensi stunting yang dilakukan yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensi. Intervensi spesifik ini merupakan intervensi yang ditunjukan kepada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dimulai dari masa kehamilan ibu sampai melahirkan balita,” jelasnya.
Lanjutnya, sudah menjadi kewajiban semua pihak untuk bersama mensukseskan program dalam rangka penurunan stunting di Kabupaten Sigi.
Lokus stunting Sigi tahun 2022, ada 25 desa yang tersebar di 9 kecamatan, meliputi Kecamatan Marawola Barat, Kulawi, Dolo, Dolo Barat, Dolo Selatan, Palolo, Sigi Kota, Nokilalaki dan Kecamatan Gumbasa.
Dia berharap kepada semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, ikut mengambil peran dalam upaya penanggulangan stunting di Sigi.
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi tetap mendukung program yang mengarah kepada pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, seperti stunting kita akan berupaya terus melakukan penurunan angka stunting di Sigi, stunting bisa dituntaskan secara bersama-sama,” terangnya.
Ketua panitia, Riyadin dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini terlaksana atas kerja sama tiga instansi, yakni Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP3D), Dinas Kesehatan dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB). AJI