MAMUJU, MERCUSUAR – Warga di beberapa tempat pengungsian di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), masih kesulitan mendapatkan air bersih. Seperti yang dirasakan para pengungsi dari Kelurahan Rangas, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju.
Kesulitan mendapatkan air bersih ini dirasakan sejak pertama tinggal di kamp pengungsian akibat gempa bumi, pada 15 Januari 2021 lalu. Sebagian dari pengungsi yang tinggal di kamp, karena merasa trauma dengan gempa.
“Rumah saya tidak terlalu parah, hanya saja masih takut tinggal di rumah karena gempa. Apalagi saya punya anak kecil yang baru berusia satu bulan,” kata seorang pengungsi, Nur, Selasa (19/1/2021).
Menurut Nur, sudah lima hari tinggal di kamp pengungsian. Sejak saat itu, air bersih masih menjadi kendala utama. Air bersih, digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk keperluan bayinya.
“Saya harap, pemerintah segera menyiapkan keperluan pokok baik logistik atau air bersih,”ungkapnya lagi.
Senada dengan Wahyu, mengungkapkan di kamp pengungsian Kelurahan Rangas, terdapat enam balita, dua bayi dan dua lansia. Sekira 10 kepala keluarga yang terdampak gempa.
Ia juga mengeluhkan, akses kebutuhan dasar masih sulit. Untuk makan di dapur umum, para pengungsi harus menggunakan kupon.
“Kadang beli beras sendiri, karena makanan dari dapur umum terbatas,”ucapnya.
Pantauan Mercusuar, beberapa kamp pengungsian masih kesulitan mendapatkan bantuan. Meski bantuan terus mengalir untuk para korban. Di mana pembagiannya tidak merata. Kebutuhan anak dan bayi serta lansia. IKI