Kenaikan belanja daerah ini terdiri dari belanja operasi sebesar Rp4.261.521.150.132, atau naik sebesar Rp234.945.639.492, dari alokasi semula sebesar Rp4.026.575.510.640.
Belanja modal naik sebesar Rp1.148.892.726.514, atau naik sebesar Rp141.615.738.156, dari alokasi semula sebesar Rp1.007.276.988.358.
Di sisi belanja tidak terduga yang semula dialokasikan sebesar Rp10.000.000.000, berkurang Rp7.805.399.700, sehingga tinggal sebesar Rp2.194.600.300.
Kemudian belanja transfer bertambah menjadi Rp837.940.827.190, atau naik sebesar Rp110.700.000.000 dari Alokasi Semula Sebesar Rp727.240.827.190,00 (727 Milyar 240 Juta 827 Ribu 190 Rupiah).
“Jika dibandingkan dengan pendapatan, maka terjadi defisit sebesar Rp290.945.333.497,” kata Sekprov Novalina.
Kata dia, pada sisi pembiayaan, untuk penerimaan pembiayaan, khususnya pada Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun sebelumnya, terjadi perubahan dari semula sebesar Rp621.034.655.549, menjadi sebesar Rp290.945.333.497.
“Jika dibandingkan antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan, maka terjadi surplus Rp290.945.333.497 yang telah dipergunakan untuk menutupi defisit,” katanya.TIN