PSDKU Untad Latih Petani di Bungku Terapkan Pertanian Organik

psdku-226a4904

DOSEN Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Tadulako meberikan penyuluhan dan pelatihan kelompok tani pangan dan hortikultura di Bungku, Kabupaten Morowali. Diharapkan petani yang dilatih menikmati hasilnya secara berkelanjutan.

Tim pengabdi dari dosen PSDKU UniversitasTadulako terdiri atas: Iskandar, SP., M.Si. sebagai ketua tim pengabdi, Dr. Ir. Bahrudin, MP. dan Dr. Ir. Muhammad Ansar, MP. Sebagai anggota tim. Selain itu jugadibantu seorang PPL dan seorang mahasiswa dari Program Studi Agroteknologi sebagai tim pendamping dalamkegiatan penyuluhan dan pelatihan.

Menurut Iskandar, kegiatan pengabdian kepada masyarakat itu di Desa Bumi Harapan Kecamatan Wita Ponda. Kegiatan dikemas dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan bagi Kelompok Tani Karya Baru yang sedang mengembangkan komoditi tanaman pangan dan hortikultura.

Iskandar menjelaskan, untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura, anggota kelompok tani  umumnya masih menggunakan cara-cara konvensional yaitu menggunakan bahan-bahan kimia, baik berupa pupuk maupun pestisida. Bahkan, juga terdapat beberapa petani tidak/belum menggunakan pupuk dan pestisida karena harga dan ketersediaan pupuk-pestisida semakin kurang terjangkau karena harganya semakin mahal.

Bahkan petani yang tidak terdaftar namanya sebagai anggota kelompok tani menjadi kesulitan dalam memperoleh pupuk, khususnya pupuk bersubsidi.

Karenanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan dosen dari PSDKU Universitas Tadulako di Bungku bermaksud untuk membantu masyarakat, khususnya anggota kelompok tani dalam mengatasi masalah tersebut. Diharapkan, kegiatan pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura tetap dapat berjalan lancar sesuai yang diharapkan.

“Kita mendorng petani agar memperoleh penghasilan yang layak secara berkelanjutan, karena produktivitas tanaman yang dihasilkan tetap tinggi atau meningkat dengan hanya memanfaatkan pupuk organic sebagai pengganti pupuk kimia tersebut,” katanya.

Salah satu solusi yang ditawarkan oleh timpengabdi kepada kelompok tani Harapan Baru sebagai mitra adalah pengembangan system pertanian organic melalui pemanfaatan sumber daya local dari limbah pertanian sebagai pengganti pupuk dan pestisida kimiawi buatan pabrik.

Hal ini perlu dilakukan karena system budidaya tanaman pangan dan hortikultura di Kecamatan Wita Ponda masih banyak yang kurang paham dalam hal pembuatan dan penggunaan pupuk organik.

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani yang tergabung dalam kelompok tani Karyabaru, khususnya dalam menerapkan system pertanian organic dalam budidaya tanaman pangan dan hortikultura secara berkelanjutan.

Kegiatan pengabdian bagi masyarakat berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 9-10 Juli 2021dan diikuti sebanyak 15 orang petani serta 1 orang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Adapun metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan pelatihan.

Dijelaskan, kegiatan penyuluhan tentang peran pengembangan pertanian organic untuk mendukung system pertanian berkelanjutan diikuti sebanyak15 orang dari kelompok tani Karya Baru. Sementara kegiatan pelatihan teknik pembuatan pupuk organic dari limbah pertanian (limbah tanaman dan ternak) untuk mendukung system pertanian organic bagi tanaman pangan dan hortikultura juga diikuti 15 orang anggota kelompok tani.

Dari hasil penyuluhan dan pelatihan itu, diketahui penggunaan limbah pertanian, baik berupa kotoran ternak maupun limbah seresah tanaman masih sangat jarang digunakan sebagai pupuk organic untuk menggantikan penggunaan pupuk kimia

Pengelolaan limbah tanaman dan ternak yang ada belum dilakukan secara maksimal, terutama untuk produksi pupuk organik yang sangat baik untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura, karena dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah.

Hal ini disebabkan karena anggota kelompok tani belum mengetahui peran pupuk organic bagi pertanian serta cara produksi dan aplikasi pupuk organic untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk usaha tani tanaman pangan dan hortikultura.

Menurutnya, dalam kegiatan dijelaskan pula berbagai aspek lain yang mempengaruhi rendahnya produktivitas tanaman pangan dan hortikultura adalah penggunaan bibit yang bermutu rendah serta pemeliharaan tanaman yang sangat minim. Benih yang diproduksi petani pada umumnya bermutu rendah.

Hal ini terkait dengan adanya kebiasaan petani untuk memproduksi bibitnya sendiri dengan jalan mengecambahkan sendiri dengan teknologi seadanya. Kegiatan pemeliharaan tanaman, khususnya pemupukan dan pengendalian organism pengganggu tanaman (OPT) masih sangat terbatas dilaksanakan atau belum dilakukan secara intensif.

Kini para petani yang mengikuti pelatihan terbuka wawasannya dan menambah pengetahuannya. Juga telah menarik minat mengembangkannya secara mandiri, baik oleh masing-masing anggota maupun secara berkelompok untuk pengembangan pertanian tanaman pangan dan hortikultura utama secara organik.MAN

Pos terkait