Raksasa Conch Siap Bangun Packing Plant di Labuan

IMG-20190709-WA0025

Pimpinan Conch Cement, Mr Wu Haitao (kedua dari kiri) foto bersama dengan Bupati Donggala, Kasman Lassa usai pertemuan di ruang kerjanya, Senin (8/7). Wu disertai perwakilan penjualan Sulteng, Fandy Lentah (kanan), Nelly (ujung kiri) dan Rudy Wijaya. Foto: Tasman Banto

 

DONGGALA, MERCUSUAR – PT Conch North Sulawesi Cement, anak usaha dari pabrikan semen kelas kakap dunia Anhui Conch Cement Company (China), siap membangun packing plant (pabrik pengemasan) di Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala. Semua karyawannya nanti akan direkrut dari warga setempat.

“Tanah seluas dua hektare sudah siap dibangun, direncanakan Oktober nanti sudah beroperasi. Semua karyawannya akan kita rekrut dari warga Labuan,” kata pimpinan Conch, Mr Wu Haitao kepada Bupati Donggala, Kasman Lassa.

Hal itu dikemukakan Wu Haitao ketika diterima Bupati Donggala, Kasman Lassa di ruang kerjanya, Senin (8/7). Wu Haitao didampingi penterjemahnya, Nelly, perwakilan penjualan Sulteng, Fandy Lentah, dan Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Sulteng, Rudy Wijaya.

Menurut Wu, pabrik pengemasan itu sudah siap dibangun. Saat ini tinggal menunggu terbitnya Izin Membangun Bangunan (IMB) dari pemerintah Kabupaten Donggala. Bila izin itu cepat diterbitkan, direncanakan bulan Oktober nanti sudah beroperasi setelah diresmikan Bupati Donggala.

Ia belum menyebutkan nilai investasi yang bakal ditanamkan di Labuan. Tetapi bila dihitung mulai pembebasan lahan sampai dengan mesin-mesin yang dibutuhkan bisa mencapai puluhan miliar rupiah. Sementara karyawan yang dibutuhkan disesuaikan dengan kebutuhan sekitar 50 orang.

Kasman Lassa sangat mendukung rencana itu. Ia pun akan mendorong agar izin yang dimaksud secepatnya diterbitkan bila sudah memenuhi persyaratan.

Kasman mengatakan, Labuan memang diarahkan untuk menjadi daerah industri. Dalam waktu dekat, di sana juga akan dibangun PLTU untuk mendukung industri yang ada di Labuan nantinya.

Di Sulawesi Utara, Conch juga mendirikan pabrik semen di Kabupaten Bolaang Mongondow berkapasitas 4,4 juta ton per tahun. Conch menggelontorkan invetasi US$600 juta.

Semen curah dari sanalah nantinya yang akan dikapalkan ke Labuan untuk diproses di pabrik pengemasan. Packing plant ini diharapkan dapat memperkuat jaringan distribusi di Sulawesi Tengah.

“Upaya kami menjamin ketersediaan pasokan semen yang diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan infrastruktur fisik di timur Indonesia utamanya Sulawesi Tengah,” kata perwakilan penjualan di Sulteng, Fandy Lentah.
Beroperasinya packing plant merupakan upaya mengantisipasi momentum tingginya pertumbuhan konsumsi semen di Sulawesi Tengah yang terus meningkat.

Dengan beroperasinya packing plant diharapkan penjualan semen di Sulawesi khususnya wilayah Sulteng dan sekitarnya akan meningkat. Hal ini akan memperkuat posisi perseroan sebagai market leader yang menguasai pangsa pasar semen nasional.
Selain itu, pembangunan packing plant ini bagian dari strategi perusahaan agar semakin dekat ke konsumen (move closer to the customer). “Pabrik pengepakan karena permintaan cukup besar. Market share penjualan di Sulteng cukup tinggi,” kata Fandy.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu mengatakan, PT Conch Cement Indonesia, anak usaha dari pabrikan semen kelas kakap dunia Anhui Conch Cement Company (China), berencana meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai 25 juta ton dari saat ini hanya 2,3 juta ton per tahun.
Rencana peningkatan kapasitas itu berbanding terbalik dengan kondisi riil.
Menurutnya, kapasitas produksi di pabrik semen saat ini mencapai sekitar 100 juta ton, sementara itu tingkat konsumsi berkisar 60-68 juta ton.
Kendati demikian, rencana Conch meningkatkan kapasitas produksi disebut karena perseroan ingin mengekspor semen ke China.

“Ya itu kan biasa saja ya. Kalau dia meningkatkan kapasitasnya dia pasti akan menyuplai ke negaranya sendiri lagi. Kalau kita lihat di regional aja, harga semen kita saat ini masih lebih kompetitif dibandingkan di China, yang sekarang sudah sekitar Rp 800.000 per ton, jadi Conch saya yakin dia akan ekspor ke China juga,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Achmad Sigit Dwiwahjono usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR, belum lama ini.
Menurut Sigit, over-demand semen di China terjadi karena adanya kebijakan Pemerintah China merelokasi beberapa industri yang terletak di kota-kota besar ke luar negeri pada beberapa tahun lalu.
“Salah satunya yang banyak itu industri semen. Hal ini mengakibatkan harga semen di China meningkat karena demand-nya banyak tapi suplai industrinya tidak ada. Akhirnya mereka lari ke beberapa negara, di antaranya Indonesia dan Vietnam,” jelas Sigit.

Anhui Conch Cement merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia versi Forbes, berada di peringkat 522 dalam daftar The World’s Largest Public Companies 2018.MAN

Pos terkait