Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Dirut BPST Mulhanan Tombolotutu, Direktur PT TMM Widodo Sucipto menekan tombol sebagai simbol dimulainya peletakkan batu pertama pembangunan smelter pengolahan nikel di KEK Palu, Rabu pecan lalu. (Foto: Humas Pemprov Sulteng)
Nilai proyek terbesar:
Kabupaten Morowali: Rp 15.76 triliun
Kabupaten Morowali Utara: Rp 3,28 triliun
Kabupaten Poso: Rp 2,34 triliun
Kota Palu: Rp 268,27 miliar
Kabupaten Banggai: Rp 107,0 miliar.
PALU, MERCUSUAR -Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sulawesi Tengah, Christina Shandra Tobondo mengatakan, realisasi investasi di Sulawesi Tengah secara kumulatif dari Januari sampai dengan September tahun 2020 mencapai Rp 21,95 triliun.
Angka itu meningkat sebesar 18,84% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019 yang hanya mencapai Rp 18,47 triliun. Dari total realisasi investasi tersebut, menyumbang 90,70% terhadap target tahun 2020 yaitu sebesar Rp 24,20 triliun.
Hal itu dikemukakan Christina Shandra Tobondo dalam rilisnya yang diterima melalui Biro Humas Pemprov Sulteng, Selasa (3/11/2020).
Menurutnya, capaian realisasi investasi periode ini berhasil menyerap tenaga kerja dari dalam negeri sebanyak 7.085 orang. Capaian realisasi investasi sampai triwulan III periode Januari – September itu merupakan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 4,19 triliun dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 17,76 triliun.
Disebutkan, capaian itu menempatkan Sulteng di urutan ke-11 dalam peringkat realisasi investasi secara nasional. Posisi itu tidak bergerak atau sama dengan periode di tahun 2019.
Tetapi menurut Shandra, capaian realisasi investasi Sulawesi Tengah periode Januari-September tahun 2020 se-Indonesia dibandingkan dengan periode tahun lalu, Sulteng menempati posisi pertama se Sulawesi.
Kemudian disebutkan, berdasarkan lokasi proyek dengan nilai realisasi terbesar (lima besar) yaitu Kabupaten Morowali (Rp 15.76 triliun), Kabupaten Morowali Utara (Rp 3,28 triliun), Kabupaten Poso (Rp 2,34 triliun), Kota Palu (Rp 268,27 miliar), dan Kabupaten Banggai (Rp 107,0 miliar).
Shandra juga menyebutkan, ada lima negara teratas dengan realisasi investasi terbesar sampai triwulan III periode Januari – September tahun 2020 yaitu, Tiongkok (Rp 9,31 triliun atau 52,45%), Singapura (Rp 6,37 triliun atau 35,89%), Hongkong RRT (Rp 1,85 triliun atau 10,41%), Taiwan (Rp 75,01 miliar atau 0,42%), dan Inggris (Rp 33,64 miliar atau 0,19%).
Sementara capaian Rralisasi investasi Sulawesi Tengah berdasarkan negara asal PMA berdasarkan sektor usaha, ada enam sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar antara lain, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Rp 15,74 triliun atau 71,1%).
Sementara listrik, gas, dan air (Rp 3,11 triliun atau 14,2%). Lalu tanaman pangan, perkebunan dan peternakan (Rp 1,19 triliun atau 5,4%). Sementara perumahan, kawasan industri, dan perkantoran (Rp 689,54 miliar atau 3,1%). Transportasi, gudang, dan telekomunikasi (Rp 505,28 miliar atau 2,3%), dan pertambangan (Rp 198,45 miliar atau 0,9%).
Penanaman Modal Asing
Shandra juga menyebutkan, capaian realisasi penanaman Modal Asing (PMA) terbesar berdasarkan sektor usaha, ada 3 (tiga) sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar antara lain, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya (Rp 15,73 triliun atau 88,57%). Sementara yang terbesar adalah PT. Dexin Steel Indonesia mencapai (Rp 3,05 triliun). Kemudian disusul PT. Indonesia Ruipu Nickel and Chrome Alloy (Rp 2,16 triliun), dan PT. Lestari Smelter Indonesia (Rp 1,30 triliun).
Sedangkan listrik, gas dan air (Rp 764,57 miliar atau 4.30%) yang terbesar adalah PT. Morowali Power Mandiri (Rp 763,30 miliar). untuk perumahan, kawasan industri dan perkantoran (Rp 620,91 miliar atau 3,49%) yang terbesar adalah PT. Transon Bumindo Resources (Rp 367,64 miliar).
Sedangkan capaian realisasi PMDN terbesar berdasarkan sektor usaha menurut Shandra, ada tiga sektor usaha dengan nilai terbesar antara lain, listrik, gas dan air (Rp 2,34 triliun atau 56,03%) yang terbesar adalah PT. Poso Energy (Rp 2,13 triliun) dan PT. Arkora Sulawesi Selatan (Rp 196,83 miliar).
Sementara tanaman pangan, perkebunan dan peternakan (Rp 1,17 triliun atau 27,96%) yang terbesar adalah PT. Cipta Agro Nusantara Alam (Rp 266,18 miliar).
Shandra juga menyebutkan, di Sulawesi Tengah masih memiliki stok investasi yaitu PT. Huayue Nickel Cobalt yang bergerak di sektor usaha industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan kapasitas 60.000 ton/tahun yang rencananya selesai konstruksi 2021.
- Huayue Nickel Cobalt pada tahun 2021 masuk pada tahap comisioning dan tahun 2022 masuk dalam tahap komersil.
Selain itu ada PT. QMB Energy Materials yang bergerak di sektor usaha industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan kapasitas produksi 50.000 ton/tahun. Perusahaan tersebut adalah penghasil bahan baku baterai dan rencananya di tahun 2022 selesai konstruksi dan di pertengahan Tahun 2023 masuk pada tahap comisioning serta di tahun 2024 masuk pada tahap komersil.
Kedua Perusahaan tersebut berlokasi di PT. IMIP, Kabupaten Morowali. Di Kabupaten Morowali Utara terdapat juga kawasan industri yaitu PT. Stardust Estate Investment yaitu perusahaan yang bergerak di bidang industri pertambangan yang sedang melakukan kegiatan prosesing pembagunan mega smelter tahap awal berkapasitas 24 tungku total target 60 tungku itu dan selebihnya akan diprogres pada tahap lanjutan, pada areal yang sama.
Pada objek kawasan industri tersebut, smelter yang dikerjakan oleh Pihak PT. SEI itu, yakni PT. Gunbuster Nickel Industry (GNI), Pada awal tahun 2023 selesai dalam tahap konstruksi dan di tahun 2023 juga masuk dalam tahap comisioning serta di tahun 2024 dalam tahap komersil.
Di dalam PT. SEI terdapat juga tenant selain PT. GNI yaitu PT. Nadesiko Nickel Industri yang masih dalam tahap konstruksi. Selain kedua kawasan industri tersebut, terdapat juga kawasan industri lainnya yaitu PT. Transon Bumindo Resources terletak di Kabupaten Morowali yang saat ini telah memiliki 4 tenant di dalamnya.
Kemudian ada juga PT. Anugerah Tambang Industri juga terletak di Kabupaten Morowali dan PT. 69 Kawasan Industri terletak di Kabupaten Morowali Utara. Selain kawasan industri yang terletak di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara, di Kota Palu yaitu di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, antara lain PT Trinitan Metals and Minerals (TMM).
Perusahaan ini baru saja mulai membangun smelter pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) berbasis hidrometalurgi dengan kapasitas hingga 5.000 ton nikel murni/tahun dalam pengoperasiannya. Ini merupakan solusi bagi pengolahan bijih nikel laterit kadar rendah di Indonesia, dengan nilai investasi yang efisien, tapi mampu menghasilkan nikel 99,96 persen, serta nikel sulfat dan kobalt sulfat battery grade.
PT Trinitan Metals and Minerals (TMM) melakukan tahap konstruksi sampai tahun 2021 dan juga comisioning di tahun 2021 tersebut. Pada tahun 2022 PT Trinitan Metals and Minerals (TMM) masuk dalam tahap komersil. MAN