PALU, MERCUSUAR – Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 (MAN 2) Kota Palu, H. Syamsu Nursi berharap, proses rehabilitasi yang tengah dilaksanakan di lingkungan madrasah tersebut dapat segera tuntas, agar dapat segera digunakan di berbagai kegiatan akademik ke depannya.
“Harapan kita, Maret ini sudah rampung. Saat ini, anak-anak masih proses pembelajaran daring, dan sebagiannya kita bagi shift karena menggunakan beberapa kelas yang sudah selesai direhabilitasi. Sekarang kita masih semua darurat, termasuk ruang guru belum ada,” ujar Syamsu, di ruang kerjanya, Rabu (9/3/2022).
Akibat bencana gempa bumi 28 September 2018 lalu, hampir seluruh bangunan di MAN 2 Kota Palu direhabilitasi. Gedung-gedung yang dibangun kembali tersebut, yakni gedung kantor utama yang terdiri dari ruang Kepala Madrasah, Ruang Guru dan Staf, Ruang Pertemuan.
Selanjutnya 36 ruang kelas baru yang di antaranya terdiri dari 4 gedung bertingkat, lalu laboratorium Fisika, Kimia dan Bilogi, Perpustakaan, laboratorium komputer, gedung multimedia, gedung auditorium, dan gedung OSIS.
“Dari 36 ruang belajar yang dibangun, saat ini baru 12 ruangan yang bisa digunakan,” imbuh Syamsu.
Ia berharap, proses rehabilitasi dapat tuntas bulan paling cepat bulan Maret 2022 ini, karena para siswa kelas XII akan menghadapi Ujian Madrasah (UM), yang dilanjutkan pelaksanaan ujian semester.
“Tentunya ujian-ujian ini membutuhkan ruangan,” imbuhnya lagi.
Belum Ada Mobiler
Hal lainnya yang sedang menjadi perhatian baginya, diakui Syamsu Nursi, adalah kondisi gedung-gedung baru yang belum terisi mobiler untuk mendukung proses belajar mengajar, utamanya kursi dan meja bagi para peserta didik.
Mobiler lama, kata dia, sebagian besar mengalami kerusakan bahkan hilang akibat bencana alam yang terjadi lalu.
“Secara keseluruhan bangunan ini belum ada isinya, belum ada mobilernya. Inilah tantangan bagi kami di sini. Mobiler lama mengalami kerusakan, pascabencana lalu banyak yang rusak, di samping ada juga yang hilang, anak-anak mau belajar tidak ada kursi dan meja,” tuturnya.
Olehnya, Syamsu mengatakan pihaknya saat ini sedang menyusun proposal yang ditujukan ke beberapa pihak, seperti Kementerian Agama, Pemerintah Daerah Provinsi Sulteng, dan Pemerintah Kota Palu, untuk dapat mengisi kekosongan mobiler di gedung-gedung dan ruangan baru yang direhabilitasi.
“Proposalnya ditujukan ke Kementerian Agama, pemerintah daerah baik ke Gubernur maupun Wali Kota,” pungkas Syamsu. IEA