GUBERNUR Sulawesi Tengah, Longki Djanggola sempat kaget mendengar laporan Direktur Utama PT Bank Sulteng, Rahmat A Haris. Ia kaget lantaran kinerja bank itu selama masa pandemi COVID-19 semakin membaik.
“Di masa pandemi kebanyakan orang menilai daya beli masyarakat menurun. Kemudian kalangan usahawan juga ikut terdampak, tetapi kinerja Bank Sulteng kok semakin membaik dan melampaui targetnya. Tolong Bung Tasman Banto (Pemimpin Redaksi Mercusuar) ditelusuri apa penyebabnya,” kata Longki sembari mengarahkan pandangannya ke meja sudut paling belakang, tempat duduk wartawan.
Hal itu dikemukakan Longki dengan bergurau saat memberikan sambutan pada penandatanganan kerja sama Universitas Tadulako (Untad) dengan PT Bank Sulteng di Hotel Best Western, Kamis (22/10). Acara itu dirangkaikan dengan seminar pemulihan ekonomi Sulteng di masa pandemi COVID-19.
Sebelumnya Direktur Utama PT Bank Sulteng, Rahmat A Haris mengatakan, pencapaian target triwulan III bank milik pemerintah daerah itu melampaui target. DPK misalnya, mencapai 132,98 persen, kredit mencapai 104,52 persen, laba 120,57 persen dan asset bertambah menjadi 104,35 persen.
Rahmat juga menyebutkan, pertumbuhan asset bank itu September 2020 mencapai 18,07 persen. Sementara pertumbuhan kredit 16,68 persen, dan laba mencapai 47,83 persen.
Kemudian Rahmat menjelaskan, di tengah pandemi COVID-19, pihaknya menjalin kolaborasi dengan Untad. Hal itu dapat dimaknai bahwa jalinan ini dimaksudkan untuk bersiap memberikan kontribusi dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya di Sulawesi Tengah.
Kolaborasi itu berupa program kerja sama untuk pelayanan perbankan kepada seluruh Civitas Akademika Untad.
Disebutkan, dampak COVID-19 telah menjadikan ekonomi nasional bertumbuh negatif 5,32 % (TW2), meskipun di Sulawesi Tengah masih terjaga dan tercatat 2,36 %.
“Seminar ini diadakan untuk mencari kolaborasi baru yang handal untuk melengkapi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di beberapa bidang. Seperti bidang perikanan, khususnya produksi udang panami dan ikan yang berorientasi ekspor,” katanya.
Kemudian juga di bidang perkebunan (sayur-sayuran dan lainnya), serta peternakan. Dan, merespond pandemi Covid-19, Bank Sulteng mengambil peran dalam PEN melalui Program Ketahanan Pangan SubSektor Pertanian dan Perikanan.
Disebutkan, paket kemitraan sudah di launching beberapa bulan lalu, berupa pola offtaker (Bapak Angkat) berkolaborasi dengan petani/petambak bersama pihak pemilik kompetensi (Consultant/ Supplier).
Sementara produk yang sudah jalan mekanisasi produksi kacang tanah di Kabupaten Sigi. Sementara padi sawah di Kabupaten Banggai, dan jagung di Kabupaten Poso.
Menurut Rahmat, fokus kepada ketahanan pangan ini yang dilakukan di tengah pandemi bertolak dari Semangat Bank Sulteng ingin menjadi Front Liner dari Industry Perbankan di Sulawesi Tengah, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 13 Tahun 1962.
Sasarannya untuk mendorong terciptanya tingkat pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.HAI/MAN