PALU, MERCUSUAR – Puluhan ribu umat Islam di Kota Palu, dan di sekitarnya mensalatkan jenazah Ketua Utama Alkhairaat Almarhum Habib Sayyid Saggaf Bin Muhammad Al Djufri, di Palu, Rabu (4/8).
Salat jenazah yang diimami oleh Habib Sayyid Ali Bin Muhammad Al Djufri berlangsung di halaman SMK Alkhairaat atau di samping kanan Masjid Alkhairaat. Jamaah membludak hingga ke badan Jalan Sis Aljufri.
Usai disalatkan, jenazah dimakamkan di kompleks Masjid Alkhairaat di Jalan Sis Al Djufri Palu, di samping makam adiknya Habib Sayyid Abdillah bin Muhammad Al Djufri.
Jenazah almarhum Habib Sayyid Saggaf Bin Muhammad Al Djufri dilepas oleh keluarga, dan dihadiri oleh Gubernur Sulteng Rusdy Mastura, Wali Kota Palu Hadianto Rasyid.
Mewakili keluarga almarhum Habib Saggaf, Habib Ali Hasan Al Djufri dalam sambutannya mengatakan, almarhum Habib Saggaf sebelum meninggal dunia berpesan kepada abnaulkhairaat agar menjaga Alkhairaat.
“Ini pesan beliau, selalu beliau sampaikan Alkhairaat, hidupkan Alkhairaat, jaga Alkhairaat,” ujarnya.
Ali Hasan Al Djufri mengisahkan bahwa detik-detik Habib Saggaf sakit, tidak pernah mengucapkan satu ucapan yang membuatnya bergetar tubuh, selama Ali Hasan mendampingi Habib Saggaf ketika sakit.
“Beliau mengucapkan tiga kalimat yang membuat saya bergetar, beliau di saat-saat kritis, beliau berteriak memanggil neneknya Habib Idrus Bin Salim Al Djufri (Guru Tua), beliau mengatakan, ya, Habib Idrus saya sudah menjalankan amanatmu, ya, Habib Idrus saya sudah menjalankan amanah, tiga kali Habib Saggaf mengucapkan itu,” kata Habib Ali Hasan Al Djufri.
Maka sejak itu diyakini bahwa beliau akan pergi. “Saya akan berpisah dengan beliau. Sejak sakit, berkali-kali beliau masuk rumah sakit, diopname di Jakarta, beliau tidak pernah mengucapkan kalimat ini. Kecuali sakit yang terakhir ini,” ucap Habib Ali Hasan Al Djufri.
Almarhum Habib Saggaf, kata Ali Hasan, berpesan kepada semua Abnaulkhairaat agar menjaga Alkhairaat.
“Beliau dengan tabah, sabar, menjalankan amanah Habib Idrus Bin Salim Aljufri (Guru Tua),” ujar Ali Hasan.
Tahlil dari Rumah
Sementara itu Pengurus Besar (PB) Alkhairaat mengimbau kepada komisariat wilayah dan komisariat daerah Alkhairaat di Tanah Air agar melaksanakan tahlilan dari rumah masing-masing atas meninggalnya Ketua Utama Alkhairaat Habib Saggaf Bin Muhammad Aljufri, di Palu, Selasa.
“Kita berada di tengah pandemi Covid-19, jadi diimbau agar tahlilan di rumah masing-masing. Sedangkan di Palu akan dilaksanakan di Masjid Alkhairaat, tapi nanti kita melihat situasinya,” imbau Ketua Umum PB Alkhairaat Habib Ali bin Muhammad Aljufri, Selasa.
Ketua Utama Alkhairaat Habib Saiyid Saggaf Muhammad Aljufri, wafat pada Selasa, 3 Agustus 2021, sekira pukul 15.50 Wita di Rumah Sakit Alkhairaat, Palu.
Habib Saggaf Aljufri yang lahir pada 17 Agustus 1937 itu, sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Alkhairaat, karena sedang sakit.
Menurut Habib Ali, jenazah dilepas pada Rabu, 4 Agustus 2021, sekitar pukul 10.00 Wita. Jenazah Ketua Utama Alkhairaat disalatkan di kompleks Alkhairaat, tepatnya di lapangan di dalam depan Gedung Almuhsinin dan dimakamkan di Masjid Alkhairaat, tepat di samping makam adiknya, HS Abdillah bin Muhammad Aljfuri.
Habib Saggaf, dikenal sebagai seorang cendekiawan Islam Indonesia asal Palu yang lahir di Pekalongan. Ia adalah salah satu tokoh yang dihormati dalam masyarakat dan sering dikunjungi para pejabat negara untuk membahas masalah agama dan negara.
Selain pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah, Habib Saggaf juga pernah menjadi anggota MPR dari Sulawesi Tengah.
Habib Saggaf menyelesaikan pendidikannya di Muallimin Alkhairaat di Palu, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir tahun 1959 dan meraih gelar sarjana pada 1963, kemudian melanjutkan ke Strata Dua di universitas yang sama, lulus tahun 1967.
Setelah kembali dari Al Azhar, Habib Saggaf Aljufri membaktikan diri dan ilmunya untuk Alkhairaat. Beliau juga aktif berdakwah di seluruh pelosok Tanah Air, sekaligus mendirikan madrasah Alkhairaat.
Di usia yang sudah sangat sepuh, Habib Saggaf tidak pernah meninggalkan dakwahnya. Beliau terus berdakwah di masjid dan di beberapa wilayah di Tanah Air seperti Ternate dan Kalimantan.
Alkhairaat berduka dan sangat kehilangan sosok ulama kharismatik itu.ANT