OLEH: WAHID AGUS
Dalam tulisan kedua ini, rombongan Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Donggala 2019 atau Duta Belia Paskibraka Donggala merasakan tantangan di Markas Batalyon Infantri 4 Marinir TNI AL dan mendapatkan dorongan motivasi dari Danyonif Ali Wardhana hingga keseruan menonton Liga Dangdung (LIDA) di Studio 5 Indosiar.
MARKAS Batalyon Infantri 4 Marinir (Yonif 4/Marinir) TNI AL di Cilandak, terasa sejuk dan damai di siang jelang sore pada Kamis (20/2/2020). Wajah ramah dan bersahabat para prajurit menyambut rombongan Duta Belia Paskibraka Donggala.
Selama perjalanan sekira dua jam dari Tugu Monas (Jakarta Pusat) ke Yonif 4/Marinir (Jakarta Selatan) itu berbagai bentuk ketegangan yang terlihat di wajah anggota PPI 2019 termasuk para pelatih.
Kira-kira seperti apa suasana dalam markas tentara yang belum pernah mereka datangi ini?
Apa lagi markas militer pada umumnya memiliki tingkat keamanan (safety) yang sangat tinggi sehingga tidak semua orang gampang memasukinya.
Tapi ketika sampai di depan pintu gerbang markas Yonif 4/Marinir Cilandak yang ramai lalu lintas umum, penyambutan yang terasa spektakuler pun dimulai. Para prajurit dengan ramah mempersilahkan rombongan masuk dalam area markas yang tertata rapi dan asri.
Selanjutnya hal yang tak terduga terjadi. Tiga tank amphibi telah disiapkan untuk dinaiki para Duta Belia Paskibraka menuju lapangan latihan tembak.
Komandan Batalyon Infantri 4 Marinir (Danyonif 4 Mar), Letnan Kolonel (Letkol) Marinir M. Ali Wardhana menyambut hangat dan bersemangat dengan wajah berseri rombongan yang dipimpin oleh Asisten 1 Bidang Pemerintahan Setda Donggala, Moh. Yusuf Lamakampali.
Para Duta Belia Paskibraka dengan gembira mengikuti rangkaian acara yang telah disiapkan dengan baik oleh Danyonif M. Ali Wardhana.
Beberapa prajurit memperkenalkan jenis senjata, termasuk panah sekaligus memberi kesempatan kepada rombongan untuk mencoba menembak menggunakan pistol dan memanah.
Ada pula yang dilatih panjat tebing dengan melakukan abseil / rappel, yaitu menuruni dinding tebing buatan menggunakan tali sebagai alat.
Lalu siapakah Letkol M. Ali Wardhana ini, sampai mau memberi kesempatan belajar dan menambah wawasan kepada anak-anak dari Kabupaten Donggala untuk mengunjungi markasnya?
Letkol Marinir M. Ali Wardhana, M.Tr.Opsla menjabat Danyon Infantri 4 Marinir Cilandak sejak 16 Januari 2020 menggantikan Letkol Marinir Ahmad Yani, M.Tr.Opsla.
Ali Wardhana anak dari H. Anwar Muthaher, seorang pengusaha dan tokoh masyarakat terpandang di Donggala.
Ali lahir di Donggala 15 Oktober 1980, pendidikan di TK dan SD Muhammadiyah, SMPN 2 Banawa, SMAN 1 Banawa / Donggala.
“Saya purna paskibraka Donggala 1997, jabatan saya dulu danton 17 pagi. Waktu itu kita mengibarkan bendera di Palu,” ujarnya.
Ia pun menceritakan pengalamannya masuk AKABRI (Sekarang TNI) di Akmil AL, Magelang dengan harapan ada anak-anak Donggala yang mau masuk tentara AL.
Ali termasuk lulusan AKABRI terbaik yang masuk dalam tri sakti bela tama atau tiga yang terbaik dari seluruh Indonesia taruna angkatannya.
Tidak sampai disitu saja, selama melakukan pendidikan dari Letnan Satu ke Kapten, dari Kapten Ke Mayor ia selalu mendapatkan rangking satu.
Kebanggan berikutnya tentu bisa menjadi Danyonif yang hanya terdapat 10 Batalyon Infantri Marinir di Indonesia, salah satunya dijabat oleh orang Donggala ini.
“Disini saya punya kesempatan menyampaikan bahwa, orang Donggala tidak kalah dengan orang lain kawan!” ujarnya disambut tepuk riuh.
Kisah pengorbanan pun disampaikan Ali kepada Duta Belia Paskibraka dengan mengharu biru.
Katanya menjadi pemimpin harus siap berkorban waktu, tenaga, pikiran, biaya hingga keluarga turut dikesampingkan demi tugas negara.
Danyonif beranak tiga itu mengaku tidak pernah hadir saat anaknya lahir karena selalu dalam penugasan. Namun hal itu tidak menjadi masalah.
Dalam penugasannya dijalani selama berbulan-bulan bahkan ada yang sampai satu tahun tidak bertemu keluarga.
Pernah pula ia diterjunkan di Poso selama 11 bulan untuk mengejar teroris Santoso. Waktu itu dipilih lima perwira yang punya kompetensi dan petarung untuk jadi komandan membawahi 100 orang.
“Bukan saya bermaksud somobong. Tidak! ini kesempatan saya mengumumkan untuk membangkaitakn semangat kalian. Tidak menutup kemungkinan dua tahun ke depan ada diantara kalian jadi taruna maritim,” tegasnya.
Perhatiannya terhadap tanah lahirnya, juga luar biasa. Hal ini dapat dilihat saat Pemda Kabupaten Donggala mengirimkan surat untuk datang ke Markas Yonif 4/Marinir Cilandak membawa PPI ini, ia langsung mengumpulkan para perwira agar menyiapkan penyambutan dan tentunya setelah mendapatkan izin kepada atasannya.
“Saya sampaikan ada tamu mau kesini. Ini bukan sembarang tamu, tapi yang datang dari kampung saya. Saya ingini kita berikan kebanggan buat mereka. Saya cukup bangga kalian datang kesini,” ujarnya menitikkan air mata haru.
“Doakan saya, ke depan bisa menjadi pemimpin di korps marinir ini. Saya akan membawa pasukan berlatih di Donggala. kita akan melaksanakan pendaratan di sana,” terangnya.
Diakhir kisahnya, ia menegaskan bahwa menjadi anak Donggala itu memiliki kelebihan tersendiri yang jika di asah akan menghasilkan prestasi tertinggi yang membanggakan keluarga, bangsa dan negara.
“Kita ini orang hebat kawan. Jadilah orang Donggala yang hebat!” tandasnya.
Tak terasa selama tiga jam berada di sana banyak ilmu dan dorongan motivasi berhasil didapatkan. Usai shalat magrib berjamaah, rombongan menuju hotel dekat Pacuan Kuda Pulomas Jakarta Selatan.
Banyak cerita menarik dari markas Yonif 4/Marinir Cilandak yang tentu saja cerita naik kendaraan tempur tank yang hanya bisa dinaiki oleh orang setingkat menteri.
“Ingatlah kawan, bahwa kalian pernah datang kesini,” ujar Danyonif, Ali Wardahana sambil tersenyum.
Keesokan harinya, Jumat (21/2/2020) Duta Belia Paskibraka melanjutkan perjalannnya ke Kota Tua Jakarta dan shalat Jum’at di Masjid Istiqlal yang diakhiri sesuai jadwal ke Sea World Ancol.
Namun sebelum kembali ke hotel, ada undangan untuk menyaksikan Liga Dangdut di Studio 5 Indosiar.
Kehadiran rombongan Duta Belia Paskibraka Donggala karena satu dari empat penyanyi yang tampil merupakan perwakilan Provinsi Sulawesi Tengah. Namanya: Vania.
Keseruan di undang hadir di televisi nasional itu, tidak dapat terhindarkan. Karena selain seluruh rombongan belum ada yang pernah masuk dalam studio televisi yang tayang langsung, juga banyak penggemar dangdut.
Haru dan gembira bercampur jadi satu. Terlebih lagi Vania yang tampil cantik setelah bernyanyi, juga diarahkan untuk bercerita terkait tragedi bencana alam 28 September 2018 yang memakan ribuan korban jiwa.
Tangisan pilu bukan saja terlihat di wajah Vania, tapi rombongan Duta Belia Paskibraka yang juga alumni gempa bumi, tsunami dan liquifaksi yang terjadi pada Jumat naas itu, turut menangis sedih.
Beberapa diantaranya tertangkap kamera televisi sedang menghapus air matanya.
Sabtu (22/2/2020) pagi sebelum bertolak ke Bandara Soekarno Hatta rombangan diberi waktu mengunjungi Thamrin City untuk berbelanja ole-ole. Ada juga yang ke Tanah Abang berjalan kaki karena jarak yang tidak berjauhan dari Thamrin City.
Pesawat Batik Air flight ID7585, boarding time: 02:00 Wib, Minggu (23/2/2020) akhirnya mendarat di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu pada pukul 5:54 Wita.
Rombongan tiba dengan selamat yang dijemput keluarganya untuk kembali ke kampung halamannya masing-masing di 16 kecamatan Kabupaten Donggala.(Habis)