Sejumlah Warga Seruduk KUA Lembo

Spanduk yang terpampang di pagar KUA Kecamatan Lembo, usai warga melakukan aksi menyeruduk kantor tersebut. FOTO: IST.

MOROWALI UTARA, MERCUSUAR – Beredar video yang menunjukkan sejumlah warga menyeruduk Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Lembo, Kabupaten Morowali Utara (Morut), pada Sabtu (7/9/2024).

Selain itu, turut beredar sebuah foto yang menampilkan spanduk bertuliskan ‘Masyarakat Lembo menolak Abd Munim untuk tinggal di KUA Lembo’ yang terpampang di pagar Kantor KUA Lembo.

Aksi tersebut dilakukan warga yang menduga adanya tindakan tidak pantas, yang dilakukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Morut, Abd. Mun’im, yang saat itu sedang bersama seorang wanita yang bukan istrinya. Mun’im memang menempati KUA Lembo sebagai tempat tinggalnya, sejak ditugaskan di Kabupaten Morut.

Dalam narasi yang beredar di sebuah layanan pesan singkat, menyebutkan tokoh masyarakat Beteleme Kecamatan Lembo menginformasikan adanya penggerebekan pada subuh hari, yakni Kepala Kantor Kemenag Morut bersama seorang perempuan. Kondisi tersebut dipandang telah meresahkan warga sekitar.

Salah seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya oleh media ini, mengatakan Mun’im bersama wanita bersangkutan sudah punya hubungan khusus. Para warga lalu meminta agar Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulteng bersikap tegas.

“Kami minta Kakanwil Kemenag mencopot Kepala Kemenag Morut, agar institusi Kemenag tidak dikotori oleh oknum-oknum yang mencoreng institusi,” tegas warga tersebut, saat dihubungi, Selasa (10/9/2024).

Media ini lalu mengonfirmasi kejadian tersebut kepada Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulteng, H. Ulyas Taha, Selasa (10/9/2024). Melalui pesan singkat, Ulyas menyebut pihaknya telah membentuk tim untuk mengumpulkan data dan informasi di lapangan. Tim tersebut diketuai oleh Kepala Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Sulteng, Dr. Kiflin.

“Kita akan melakukan langkah seperti sanksi kepada yang bersangkutan, setelah terkumpul data dan informasi di lapangan,” kata Ulyas.

PERSEKUSI DAN PENGGIRINGAN OPINI

Sementara itu, Abd. Mun’im yang dihubungi terpisah, menyebut kejadian tersebut bukanlah penggerebekan, melainkan tindakan persekusi dan penggiringan opini terhadap dirinya, oleh sejumlah pihak yang menurutnya digerakkan oleh salah seorang mantan pegawai Kemenag Morut yang telah diberhentikan.

“Itu merupakan bentuk tindakan pengrusakan kantor, bahkan perampokan. Saya bahkan diancam untuk ditikam dan dibunuh,” kata Mun’im melalui sambungan telepon.

Mun’im menuturkan, pada kejadian itu dirinya sedang berada di luar kamar. Sejumlah orang lalu masuk tanpa izin ke dalam kantor, merusak sejumlah fasilitas, lalu memaksa masuk ke dalam kamar. Selanjutnya, orang-orang tersebut membuka paksa pintu kamar mandi untuk mencari keberadaan wanita yang disangkakan memiliki hubungan khusus dengannya.

“Mereka memaksa masuk, lalu membuat video seperti terjadi penggerebekan. Padahal saya tidak sedang berada di dalam kamar,” ujar Mun’im.

Setelah dilakukan mediasi, Mun’im mengaku diarahkan untuk tidak melaporkan hal tersebut ke Polisi. Namun, Mun’im menyesalkan adanya sebaran narasi-narasi yang menggiring opini bahwa ia telah melakukan hal tidak senonoh, beserta sejumlah video melalui sejumlah platform media sosial. Bahkan, kata dia, setelah kejadian tersebut sejumlah uang tunai yang ada di kamarnya raib.

Terkait wanita yang disebut-sebut memiliki hubungan khusus dengannya, Mun’im menyangkal hal itu. Menurutnya, wanita yang disebut-sebut juga seorang pegawai di Kantor Kemenag Morut itu, kebetulan datang pada malam itu untuk curhat terkait persoalan pribadi. Mun’im bahkan mengaku sudah menyampaikan hal itu kepada istrinya yang berada di Palu.

“Saya sampaikan kepada maitua (istri-red), bahwa ada ini yang datang. Beliau (istri) justru yang menyarankan agar dia bermalam saja di kantor, karena waktunya sudah tengah malam,” ungkap Mun’im.

Oleh karena itu, ia mengaku akan melapor ke kepolisian, atas dugaan tindakan pencemaran nama baik, pengrusakan fasilitas kantor, dan perampokan.

“Saya akan melapor. Nama-namanya mereka juga sudah saya kantongi,” tandas Mun’im. IEA

Pos terkait