BUNGKU, MERCUSUAR – Dewan hakim Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke 27 tingkat provinsi yang diketuai Dr. Rusman Langke, M Pd dituntut memberikan penilaian yang obyektif, mengedepankan hati nurani, serta dapat berlaku adil, dan tegas.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, H Mohamad Hidayat Lamakarate, ketika melantik Dewan Hakim MTQ di kantor Bupati Morowali, Sabtu (28/4).
Menurutnya, penilaian yang obyektif diharap dapat melahirkan para Qari dan Qariah yang berkualitas. Sehingga Sulawesi Tengah dapat memiliki juara yang siap bersaing di tingkat nasional, pada MTQ nasional ke 26 di Medan, Sumatra Utara pada bulan Desember mendatang.
“Bapak Gubernur berpesan, sampaikan kepada dewan hakim agar obyektif, gunakan hati nurani serta adil dan tegas dalam melakukan tugasnya, agar perwakilan Sulawesi Tengah ke ajang MTQ nasional nanti, menjadi yang terbaik,” katanya seperti rilis yang dikirim Humas Pemprov Sulteng.
Hidayat menambahkan, disamping pelaksanaan dalam penjurian MTQ yang obyektif, ada hal lain yang perlu dipersiapkan. Yaitu dengan memberi pelatihan lanjutan kepada para peserta terbaik di tingkat provinsi, sehingga para peserta yang akan mewakili di tingkat nasional dapat lebih maksimal.
Ia meminta agar Biro Administrasi Kesra dan Kemasyarakatan untuk mengantisipasi hal itu. Kesemuanya lanjut sekda Hidayat, adalah demi Sulawesi Tengah yang maju.
Dalam MTQ itu dipertandingkan beberapa kategori, yakni Dewasa, Remaja, Anak dan disabilitas. Beberapa cabang, di antaranya Tilawah Quran, Hifzil Quran 1-5-10-20 dan 30 Juz, Tafsir Quran, Kaligrafi Quran, Fahmil Quran, Sarhil Quran dan cabang M2Q.
Sebelum melantik dewan hakim, ia bersama Bupati Morowali, Anwar Hafidz meninjau rumah sakit umum daerah (RSUD) Morowali. Di rumah sakit tersebut diresmikan gedung poliklinik dan gedung laboratorium radiologi.
Hidayat mengapresiasi langkah kerja yang dilakukan oleh bupati dalam pembangunan daerah, khususnya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Ia menyampaikan bahwa ketika ia menjadi penjabat bupati, hal pertama yang diutamakan adalah layanan kesehatan.
Karena layanan kesehatan menjadi kebutuhan masyarakat luas. Ketika layanan kesehatan di daerah dapat terpenuhi maka masyarakat setempat tidak perlu lagi bepergian jauh untuk mendapatkannya.
“Saya bangga kepada bapak Anwar Hafidz. Pertama saya jadi penjabat bupati saya pertama kunjungi adalah rumah sakit. Tidak perlu kita persoalkan bangunan statusnya yang terpenting adalah pelayanannya. Saya apresiasi kepada Bupati dan Wakil Bupati beserta jajarannya. Kita berharap kepada pemimpin selanjutnya dapat meneruskannya,” katanya.
Bupati Morowali Anwar Hafidz dalam sambutannya mengatakan bahwa ia menginginkan Kabupaten Morowali memiliki fasilitas kesehatan yang modern. Setiap warga yang menderita masalah kesehatan cukup ditangani di sini tanpa harus dirujuk ke luar daerah.
Ia juga bangga serta menaruh kepercayaan yang besar kepada RSUD Morowali,saat ibunda sang bupati sebelum wafat dirawat dan ditangani oleh tim dokter di sini.
“Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam rangkaian proses pembangunan RSUD Morowali dari awal hingga seperti sekarang ini, saya pesan buatlah ini seperti hotel, masyarakat yang masuk bisa nyaman, dan keluar sehat. Saya bangga untuk dokter spesialis di tiap bagian sudah ada 3 dokter ahli”, tutur bupati.
RSUD Morowali yang terus berbenah agar dapat naik peringkat menjadi rumah sakit tipe B, saat ini telah dapat melayani spesialis bedah, spesialis anak, spesialis kebidanan dan kandungan, spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit kulit, neurologi, psikiatri, fisioterapi, gigi dan umum. Dan yang membanggakan adalah, khusus pegawai kontrak diberikan gaji sama seperti aparatur sipil negara, sesuai dengan tingkat pendidikan dan keahlian bidangnya.MAN