Banyak cara yang dilakukan masyarakat untuk memaknai hadirnya hari kemerdekaan. Di antaranya menyuarakan kebebasan berekspresi menyampaikan pesan tentang kondisi daerahnya yang infrastrukturnya rusak parah, pada lomba gerak jalan. Momentum yang disaksikan banyak orang menjadi waktu yang tepat untuk mengungkapkannya dengan cara yang unik. Demikian yang dilakukan warga Kecamatan Sausu, yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Keren (KPK).
MOHAMMAD MISBACHUDIN – WARTAWAN MERCUSUAR
Warga Kecamatan Sausu tumpah ruah di tepi jalan, mengular dari lapangan sepak bola di Desa Sausu Trans, yang menjadi jantung pemerintah kecamatan di wilayah paling unjung Selatan Kabupaten Parigi Moutong (Parmout). Keramaian terpantau hingga ke desa sebelah, demi ingin menyaksikan tim kesayangan mereka, atau sekadar ingin menonton sambil menerka-nerka apakah ada gebrakan baru dari ide-ide kreatif warga Sausu, yang berlaga dalam perlombaan gerak jalan pada Minggu (17/8/2025).
Saat lomba dimulai sekira pukul 15.30 WITA, tim drum band MTsN Parigi dan SMPN 1 Sausu yang menggebrak dengan ritma marching out-nya menarik perhatian warga, membelah jalanan kecamatan yang berlubang dan becek, karena habis diguyur hujan semalam.
Peserta lalu bergerak ke luar dari lapangan sepak bola Desa Sausu Trans dengan seragam menarik, gerak juga gerakannya seragam, dimodifikasi sedemikian rupa untuk menarik perhatian para penonton dan juga tim juri yang duduk di tepi jalan.
Di tengah proses lomba gerak jalan berlangsung, tiba-tiba seluruh warga yang hadir dikejutkan dengan adanya pengerjaan jalan oleh beberapa orang, lengkap dengan kostum atau rompi pekerja khas, berwarna hijau dan oranye. Para “pekerja” tersebut menyekop tepian badan jalan, bahkan ada yang membawa kendaraan berat beroda besi, yang khusus digunakan untuk melakukan proses pengaspalan.
Yang membuat masyarakat kaget, bukan hanya prosesnya, tetapi juga ada yang membawa plang bertuliskan “semua kendaraan dilarang lewat karena ada proses pengerjaan jalan.” Situasinya menjadi tampak relate karena di saat yang bersamaan, warga tengah menikmati rombongan gerak jalan yang melintas di jalanan yang memang keadaannya rusak dan berlubang.
Ternyata setelah diamati dari dekat, tim pekerja yang kelihatannya dari Kementerian PU adalah bagian dari rombongan yang sedang melakukan atraksi gerak jalan. Namun, mereka lebih banyak melakukan gerakan membersihkan jalan, kemudian menutup jalan dengan plang, bahkan ada yang benar-benar menambal jalan yang berlubang dengan sekopnya.
Sorakan penonton semakin riuh, ketika salah seorang terlihat mengendarai “kendaaran berat”, menginjak timbunan yang menambal lubang di jalanan. Begitu juga saat “Menteri PU” yang diperankan oleh Yoyok, meninjau lokasi jalanan yang baru saja diperbaiki.
“Ini bagian pesan sederhana dari kami, warga Kecamatan Sausu, yang sudah terlalu lama menggunakan badan jalan yang cukup rusak. Banyak kecelakaan yang terjadi semenjak jalanan di desa kami rusak parah dan belum ada penanganan,” ujar Yoyok Setiawan, penggagas dari ide cosplay para pekerja jalan.
Yoyok mengungkapkan, ide tersebut muncul saat dirinya bersama warga Kecamatan Sausu, ingin menampilkan sesuatu yang berbeda namun sarat makna, dalam momentum peringatan hari kemerdekaan.
“Maka kemudian hadirlah ide ini, untuk memberi pesan tentang kondisi jalanan yang ada di Kecamatan Sausu,” pungkas Yoyok, yang juga seniman tradisi jawa yang ada di Kecamatan Sausu. ***