PALU, MERCUSUAR – Witan Sulaiman kini menjadi trending topik di seantero Nusantara khususnya penikmat Sepakbola nasional berkat prestasinya menembus Eropa bersama klub Serbia, FK Radnik Surdulica.
Agen Witan Sulaiman, Dusan Bogdanovic lewat akun facebooknya bahkan telah menulis status berbahasa Inggris yang jika diartikan berbunyi,” Selamat datang di FK Radnik Surdulica , Witan Sulaiman. Terima kasih Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Mr Zainuddin Amali, Sentra SKO dan official PSSI untuk dukungan dan terima kasih Goran Slivic.” Artinya, mimpi pesepakbola jebolan SSb Galara Utama Kota Palu ini telah tercapai bermain di benua biru.
Bakat Witan Sulaiman sejatinya tercium telent scout pertama kali saat tampil di kejuaraan Liga Pelajar U14 di Jakarta pada tahun 2015.
Witan yang saat itu mengenakan jersey nomor 6 diplot sebagai gelandang serang oleh coach Kamaluddin yang mengarsiteki tim pelajar Sulawesi Tengah. Tak hanya Witan Sulaiman yang menjaga lini tengah . Fadel asal Kecamatan Tomini Parigi Moutong dan Moses Eka dari Tentena Kabupaten Poso adalah trio enerjik yang membuat tim Sumatera Selatan dan Bengkulu tak berkutik di penyisihan grup menghadapi Sulawesi Tengah.
Terkait Witan Sulaiman, mantan kepten timnas di era 80 an, Rully Nere dengan jeli memberikan penilaian tentang performa Sulteng U14 yang diperkuat Witan Sulaiman saat itu.
Kepada Mercusuar, Rully Nere menyebut irama permainan Sulteng tergantung kondisi Witan Sulaiman. “Kalau saya ditanya siapa pemain yang menonjol di tim Sulteng, saya harus bilang nomor 6. Naik turunnya irama permaiana Sulteng tergantung anak itu,” sebut Rully Nere tanpa tahu kalau anak yang dia maksud kini menjadi andalan merah putih di level U14, U16, U19 dan U22.
Witan Sulaiman adalah mutiara terpendam di tanah kaili yang telah digariskan akan menjadi bintang masa depan. Meski tak seratus persen berdarah Kaili karena orang tuanya pendatang Kalimantan (Dayak) dan Nusa Tenggara Barat (Sasak) , pemuda kelahiran 8 Oktober 2001 ini bangga menjadi orang Palu Sulawesdi Tengah . “Saya lahir hingga besar, mengenal Sepakbola, berlatih dan sekolah di Palu. Dan saya bangga menjadi orang Palu,” sebut Witan dalam satu kesempatan saat itu.
Bakat, kemauan dan kesempatan menjadi tiga hal penting yang membuat seorang Witan Sulaiman, anak penjual sayur berhasil menggapai mimpinya yang mungkin akan sulit disamai anak-anak muda Kota Palu dalam beberapa tahun mendatang. CLG