SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi dapat berdaya saing dalam sektor pertanian dan dikenal dengan brand penghasil produk pertanian organik. Kebutuhan pasar akan produk pertanian dan peternakan di Sulteng cukup besar, terlebih menyambut momen kepindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.
Demikian dikatakan Bupati Sigi Moh Irwan Lapatta, kepada wartawan Mercusuar melalui sambungan telepon, Minggu (16/8/2020).
Dijelaskan, Kabupaten Sigi memiliki potensi yang cukup besar dalam komoditi pertaniannya dan berkeinginan untuk menjadikan Kabupaten Sigi sebagai kawasan penghasil produk organik, baik itu pertanian maupun sektor lainnya.
“Rencananya daerah yang akan dijadikan sebagai kawasan pertanian organik adalah Kecamatan Kulawi, Palolo, dan Kecamatan Dolo. Beberapa penguatan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut yaitu penguatan kelembagaan, penguatan sumber daya dan penguatan pasar untuk komoditi pertanian organik tersebut,” jelas Bupati.
Lanjut Bupati, namun sebelum program komoditi organik ini dijalankan, terlebih dahulu akan dibuatkan roadmap atau konsep untuk menjalankan program tersebut agar terarah dan memiliki tujuan yang jelas.
Bupati berharap, ke depan sektor komoditi pertanian organik ini menjadi kekuatan utama Kabupaten Sigi yang dapat menyangga perekonomian daerah terlebih untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sigi.
Selama dia memimpin Sigi kurang lebih empat tahun, sudah beberapa prestasi yang telah diraih maupun program yang dilakukannya. Prestasi yang paling menonjol adalah tiga kali berturut-turut Sigi meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yakni tahun 2017, 2018 dan 2019.
Sedangkan sarana prasarana yang telah di bangun adalah jalan penghubung antara Kabupaten Sigi, Sulteng dengan Kabupaten Luwu Utara, Sulsel. Kemudian pembangunan jembatan Beka-Dolo serta prestasi lainnya yang tidak sempat disebutkan satu per satu.
Hasil pemaparan Direktur Perencanaan dan Identifikasi Daerah Tertinggal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) Rafdinal, saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Sigi pada Kamis (6/8/2020) menyampaikan bahwa pada bulan Mei 2018, dari hasil penghitungan indikator kriteria ketertinggalan, Kabupaten Sigi sudah keluar dari status daerah tertinggal. Namun status ini berubah pasca terjadinya bencana gempa pada September 2018 lalu. Namun, walaupun demikian, beliau sangat mengapresiasi proses recovery pasca-bencana di Kabupaten Sigi.
Pemkab Sigi dapat memaksimalkan koperasi atau BUMDes sebagai media pemasaran hasil pertanian masyarakat, sehingga petani dapat benar-benar fokus bertani dan tidak dibebani dengan masalah pemasaran hasil pertaniannya
Direktur PMD, M. Fahri, menilai apa yang dilakukan Pemkab Sigi sudah sangat baik. Salah satunya yaitu melalui pengalokasian Dana Desa (DD) untuk pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sigi merupakan yang terbesar di Sulteng. Dia juga menekankan bahwa kunci utama percepatan pembangunan yaitu sinergitas seluruh komponen.AJI