Tangkap, Wartawan Mercusuar Pemeras!

BILA ada wartawan yang mengatasnamakan Mercusuar dan melakukan tindakan pemerasan, jangan segan-segan untuk dilaporkan ke polisi dan diproses secara hukum. Tindakan seperti itu jelas-jelas melanggar kode etik wartawan.

“Para pejabat atau nara sumber diimbau jangan takut melaporkan bila ada wartawan yang melakukan pemerasan. Wartawan Mercusuar tak pernah diajarkan  melakukan pemerasan kepada pejabat atau nara sumber,” tegas Pemimpin Umum Mercusuar, Tri Putra Toana.

Hal itu ditegaskan Tri berkaitan dengan beredarnya kabar di media sosial tentang adanya wartawan Mercusuar yang melakukan pemerasan terhadap seorang pejabat.

“Tolong tanggapannya kawan-kawan. Ada keluargaku kerja di PU mengeluh cerita sama saya. Katanya ada wartawan Mercusuar yang datang memeras baru dia jual Pemred Mercusuar untuk minta 25 juta. Keluargaku itu bilang bosnya sudah stor 15 juta ke wartawan itu yang katanya mau dia stork e Pemred Mercusuar. Yang saya dengar, katanya dia bilang namanya Mahbub wartawan Mercusuar. Apa betul ada storan-storan begitu ke wartawan dan Pemred???,” begitu yang beredar di medsos.

Berkaitan dengan itu, Tri mengatakan bila benar ada wartawan Mercusuar melakukan hal seperti itu, ia sangat mendorong dan mendukung untuk dilaporkan ke polisi agar diproses secara hukum. Apalagi, bila dilakukan pihak lain.

Itulah sebabnya ia kembali mengingatkan ke para pejabat atau nara sumber, jangan takut melaporkan ke polisi bila ada yang mengaku wartawan melakukan tindak pemerasan. Wartawan seperti itu tidak hanya melanggar kode etik jurnalistik, tetapi juga bisa dipidanakan.
Tri mengatakan, bagi masyarakat maupun lembaga pemerintah, jika ada wartawan yang mencoba memeras, mengancam untuk meminta sejumlah uang, agar segera melapor ke Polres dan kepolisian setempat.

“Sekali lagi jangan takut melapor ke polisi agar segera di tindak, karena ini hal memalukan dan mencoreng citra pers,” katasnya.

Sementara wartawan mercusuar, Mahbub yang disebut dalam tuduhan yang beredar di medsos itu membantah melakukan pemerasan. “Saya sudah coba telusuri, itu akun palsu,” katanya.

Ia mengimbau pihak PU yang merasa dirugikan melaporkan kasus itu ke polisi agar jelas siapa pelaku pemerasan.Redaksi

Pos terkait