PARMOUT, MERCUSUAR – Metode Hazton berhasil meningkatkan produktivitas berbagai kelompok tani padi di Sulteng, dari yang sebelumnya berkisar 5-6 ton/Ha menjadi 9-10 ton/Ha.
Metode budidaya padi Hazton sendiri merupakan metode tanam padi dengan menggunakan 20 – 35 bibit untuk setiap lubang tanam dengan umur bibit sekitar 30 -35 hari. Metode Hazton sudah diterapkan diseluruh Indonesia dan terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas lahan dan memperkuat daya tahan padi.
Di Sulteng, Hazton telah diterapkan sejak tahun 2017 oleh kelompok tani binaan Bank Indonesia di daerah Sigi yaitu Kelompok Tani Ojolali. Sehubungan dengan hasil yang memuaskan, saat ini Hazton telah direplikasi oleh berbagai kelompok tani lainnya yang tersebar di Parigi Moutong (Parmout), Sigi, dan Banggai.
Berkenaan dengan hal tersebut Pemda Parmout telah berinisiatif untuk mendorong kelompok tani padi di wilayahnya, turut menerapkan metode tanam Hazton melalui Surat Edaran Replikasi Metode Tanam Hazton.
Sebagai bentuk tindak lanjut dari surat edaran tersebut, telah dilaksanakan Forum Tani Parmout yang dihadiri oleh Wakil Bupati Parmout, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, BPTP, perbankan Parmout, dan perwakilan kelompok tani padi di Parmout.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk sosialisasi dan penyelarasan langkah stakeholdersdalam mendukung SE dimaksud sekaligus pelatihan kepada kelompok tani terkait pelaksanaan Metode Hazton.
Wakil Bupati Parmout Badrun Nggai menyatakan harapannya, agar replikasi metode Hazton dapat sukses terlaksana oleh seluruh kelompok tani padi di Parmout. Hal ini sebagaimana yang disampaikannya pada kesempatan tersebut.
“Peningkatan produktivitas tani memang menjadi bagian dari Visi Parigi Moutong. Untuk itu kami berharap metode (Hazton) ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh kelompok tani di Parigi Moutong dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat Parigi Moutong,” jelasnya.
Bank Indonesia juga turut memberikan dukungannya pada replikasi metode tani Hazton tersebut. Kepala BI Sulteng, Abdul Majid Ikram mengatakan, beras sebagai komoditas utama perlu dipastikan ketersediaannya, hal ini juga memiliki peranan penting dalam upaya pengendalian inflasi di daerah.
“BI akan bersinergi dengan OPD dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menjaga kestabilan harga pangan serta mendorong perbankan untuk dapat mendukung petani dalam aspek pembiayaan dan mendorong sistem pembayaran digital,” ujarnya.
Kunjungan lapangan oleh perwakilan kelompok tani kepada kelompok tani Dewi Kunthi sebagai kelompok tani percontohan dalam penerapan metode Hazton di Parmout akan dilakukan dalam waktu dekat. Pertemuan rutin antar kelompok tani juga dijadwalkan akan dilakukan dalam mendorong dan memantau progres replikasi metode Hazton ini. Diharapkan hal serupa dapat dilakukan oleh kabupaten/kota lainnya di Sulteng.RES