Triwulan III – 2023, Suku Bunga Tinggi, Laba Bersih Bank Sulteng Tetap Tumbuh


PALU, MERCUSUAR – Ditengah era suku bunga tinggi, Bank Sulteng tetap meraih peningkatan laba bersih dengan tidak menaikkan suku bunga simpanan deposito karena akan mengerek suku bunga kredit.
“Memang dari sisi aset dan deposito terjadi penurunan karena kami melepaskan aset tidak produktif,” ungkap Direktur Operasional Bank Sulteng, Ramiyatie di Palu beberapa hari lalu.
Lazimnya kenaikan suku bunga kredit akan menggerus margin keuntungan bank dan juga memiliki risiko meningkatkan kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL).
Era suku bunga tinggi diperkirakan bakal bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. Pasalnya sikap hawkish The Fed hingga saat ini belum berakhir. Pun Bank Sentral Amerika Serikat tersebut memberikan sinyal menurunkan suku bunga acuan dengan tempo yang lebih lambat.
Dalam hal itu, bank sentral di banyak negara, termasuk Indonesia, lazimnya akan mengikuti langkah The Fed. Hal ini dilakukan dalam upaya menjaga stabilitas nilai tukar mata uang di masing-masing negara.
Terkait hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meminta perbankan untuk memperkuat pencadangan seiring dengan potensi risiko selama periode suku bunga yang relatif tinggi.
“OJK meminta perbankan mempersiapkan pencadangan (CKPN) yang memadai untuk mengantisipasi terjadinya potensi peningkatan risiko selama masa periode suku bunga yang relatif tinggi,” kata Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Juli 2023, dikutip Kamis (7/9/2023).
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) masih menahan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 5,75% sejak Januari 2023. Bank Sentral telah mengerek suku bunga acuan sebesar 225 basis poin (bps) hanya dalam 6 bulan atau pada periode Agustus 2022 hingga awal tahun ini. HAI

Pos terkait