PALU, MERCUSUAR – Universitas Tadulako (Untad) akan melaksanakan webinar bertema Teknologi Budidaya Udang Vaname Supraintensif Berskala Kecil, Sebagai Pembangkit Ekonomi di Tengah Krisis, hari ini, Selasa (7/7/2020). Webinar ini adalah webinar berseri, di mana webinar pertama telah dilaksanakan pada 16 Juni 2020, dengan tema Diversitas dan Kesehatan Ekosistem dalam Pembangunan Berkelanjutan (SDGs 2030), dengan subtema Potensi dan Permasalahan Konservasi Ikan Endemik Air Tawar di Kawasan Wallacea dan Papua.
Ketua panitia, Dr. Ir. Jusri Nilawati, M.Sc, Senin (6/7/2020) mengatakan, webinar seri kedua ini akan dilaksanakan pada pukul 10.00-12.00 wita, melalui aplikasi zoom meeting. Adapun tujuan pelaksanaan webinar ini adalah, Untad ingin mengambil peran dan berpartisipasi dalam mensosialisasikan teknologi supraintensif, tetapi dalam skala kecil. Artinya, bagaimana teknologi ini bisa dijangkau oleh kelompok usaha kecil, agar supaya melalui pengembangan tambak supraintensif skala kecil, dapat membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah krisis.
Peserta webinar ini berasal dari berbagai daerah, mulai dari Aceh sampai Papua, yang terdiri dari kalangan pengusaha udang dan praktisi budidaya pertambakan, akademisi (dari perguruan tinggi negeri dan swasta dan SMK/SUPM), para penyuluh perikanan, birokrat, dan mahasiswa dan taruna, bahkan ada anggota DPRD dari kabupaten-kabupaten di luar Sulteng. Bahkan ada bupati dari luar Sulteng yang mendapat informasi webinar ini, menugaskan staf-stafnya untuk mengikuti webinar ini.
Adapun pembicara dalam webinar seri kedua ini adalah para pakar budidaya udang vaname, yaitu Direktur Perbenihan Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP RI, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno, M.Sc, inovator budidaya udang supraintensif yang juga Ketua ISPIKANI Sulteng, Dr. Ir. Hasanuddin Atjo, M.P., serta akademisi Fapetkan Untad, Rusaini, S.Pi., M.Sc., Ph.D. Webinar akan dipandu oleh Dr. Akbar Marzuki Tahya, S.Pi., M.Si. dan host webinar adalah Fachruddin H.A.P., S.Pi., M.Si., keduanya adalah akademisi Fapetkan Untad. Menurut ketua panitia, Dr. Ir. Jusri Nilawati, M.Sc., webinar akan dibuka oleh Rektor Untad Prof. Dr. Ir. Mahfudz, M.P, yang sekaligus akan meresmikan dan memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Webinar ini didukung oleh Fakultas Peternakan dan Perikanan Untad, Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP RI, ISPIKANI Cabang Sulteng, HNSI Cabang Sulteng, Majelis Wilayah KAHMI Cabang Sulteng, dan DPD Forum Dosen Indonesia Cabang Sulteng.
KAHMI Sulteng Beri Dukungan
Sementara, Ketua Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sulteng, Andi Mulhanan Tombolotutu menyatakan, KAHMI Sulteng selalu memberikan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan ilmiah yang dapat memberikan kontribusi, terhadap percepatan pembangunan di Sulteng. Dari sektor kelautan kata dia, banyak hal yang perlu kita diskusikan.
Selain webinar bertema teknologi supraintensif berskala kecil ini, Majelis Wilayah KAHMI Sulteng juga mendorong agar sektor penangkapan juga perlu menjadi perhatian serius. Menurut Mulhanan yang juga mantan Wakil Wali Kota Palu ini, ada 4 wilayah tangkap di Sulteng yang belum termanfaatkan dengan maksimal, yaitu Laut Sulawesi di bagian utara Sulteng, Buol, Tolitoli, kemudian Selat Makassar di bagian barat Sulteng, serta Teluk Tomini dan Teluk Tolo di bagian timur Sulteng. Harapan KAHMI, webinar ini dapat memicu para investor untuk mengembangkan industri perikanan modern bersama masyarakat pesisir.
Selain itu, KAHMI juga mendorong Untad dengan Fapetkan-nya, agar mengambil peran dalam berkontribusi mengembangkan ipteks yang modern dalam bidang perikanan, untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi dari sektor maritim. */JEF