PALU, MERCUSUAR – Wakil Ketua Panlih Wakil Gubernur Sulteng, Yahdi Basma mengatakan, besok atau Kamis (17/1) adalah batas akhir pengajuan dua nama calon Wakil Gubernur Sulteng yang selama ini masih kosong. Jika tidak ada yang diajukan, harus dikocok ulang untuk mencari dua nama calon lagi.
Yahdi mengemukakan hal itu di Palu, Selasa (15/1).
Beberapa waktu lalu, tim advance yang dibentuk Koalisi Partai Politik Pengusung Longki’S telah menetapkan dua nama calon untuk menggantikan almarhum Sudarto.
Kedua nama itu adalah Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) Sulteng, Andi Mansur Pasande dan Sekretaris DPW PAN Sulteng, Rusli Dg Palabbi. Kedua nama itulah jika tidak ada halangan yang akan diserahkan ke DPRD sampai dengan 17 Januari besok.
Sementara Gubernur Sulteng, Longki Djanggola yang dihubungi tadi malam menjelaskan, benar sudah ada dua nama yang disepakati. Namun sampai sekarang, baru rekomendasi dari DPP PAN dan DPP PBB yang ada. Sementara rekomendasi dari DPP Gerindra dan DPP PKB belum ada.
“Karena belum ada rekomendasi dari DPP dua partai tadi, sayang belum bisa nama kedua calon itu diajukan ke DPRD Sulteng,” kata Longki.
Apakah ini pertanda bakal buntu lagi untuk mencari figur wakil gubernur?
Salah seorang tokoh yang pernah aktif di partai politik, Husen Andi Nawi Jalalemba yang dihubungi kemarin memberikan harapannya. Menurutnya, kursi wakil gubernur sudah lama kosong.
Kemudian, saat ini Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong baru saja dilanda bencana. Kondisi ini praktis sangat mempengaruhi kerja Gubernur Longki sehingga membutuhkan seorang wakil gubernur.
Menurutnya, siapa pun nanti yang terpilih menjadi Wagub Sulteng, harus fokus bekerja untuk kemajuan Sulteng.
Malahan, ia berpendapat sebenarnya untuk mencari figur calon wakil gubernur, bila perlu dilakukan uji publik untuk mendapatkan calon yang terbaik. Daerah ini membutuhkan seorang wakil gubernur untuk mendampingi Gubernur Longki Djanggola yang benar-benar bekerja untuk kemajuan Sulteng.
“Saya ini bukan siapa-siapa kecuali hanya sebagai warga Sulawesi Tengah yang tinggal di Labuan, dan terpanggil untuk ikut berbicara soal kekosongan jabatan wakil gubernur. Kita perlu mencari jalan terbaik demi kepentingan masyarakat Sulawesi Tengah,” katanya dengan penuh semangat.
Husen menilai, apa yang dilakukan Longki bersama partai pengusung selama ini sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Ia tahu persis, Longki adalah tokoh yang paling disiplin mematuhi aturan-aturan yang ada.
Ditanya apakah Husen bersedia bila masuk dalam salah satu bursa calon oleh partai pengusung, dengan tegas ia mengatakan bersedia. Bahkan ia menegaskan bila perlu nama-nama yang menjadi calon diuji publik agar benar-benar dihasilkan yang terbaik.
“Saya sangat siap untuk diuji publik dengan nama-nama lainnya, seandainya saya masuk dalam bursa calon. Ya, supaya kompetensinya untuk menduduki jabatan wagub itu tidak diragukan,” tegasnya lagi dengan suara nada tinggi.
Lalu, bila Husen kelak benar-benar menjadi Wagub Sulteng, apa saja yang akan dilakukan?
“Saya kira itu sudah ada pembagian tugas dengan gubernur. Tetapi yang ingin saya lakukan adalah mewujudkan visi dan misi Gubernur Sulteng.
Kemudian yang terpenting, katanya, Husen tidak akan pernah menerima gajinya sebagai wagub. Sebab apa yang dimilikinya saat ini sudah cukup untuk bersama keluarganya. Ia mengaku bukan untuk mencari hidup di posisi itu, kecuali untuk kemajuan Sulawesi Tengah.MAN