PALU, MERCUSUAR – Wali Kota Palu, Hidayat, mengukuhkan pengurus Bank Sampah dan Kelompok Unit Usaha Daur Ulang, di empat kelurahan di Kota Palu. Bank sampah di empat kelurahan tersebut, masing-masing Bank Sampah Tobelo Kita Pura Kelurahan Lolu Utara di Kecamatan Palu Timur, Bank Sampah Kabelota Pura Kelurahan Birobuli Selatan di Kecamatan Palu Selatan, Bank Sampah Matuvu Pura Kelurahan Tondo di Kecamatan Mantikulore, serta Bank Sampah Navoe Kelurahan Taipa di Kecamatan Palu Utara.
Pengukuhan dilaksanakan di Hotel Best Western Coco Palu, Senin (31/8/2020). Dalam pengukuhan tersebut, Wali Kota Palu, Hidayat, didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Ridwan Karim, serta lurah di empat kelurahan tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Palu, Hidayat juga menerima produk alternatif pengganti plastik dari Program Manager Ibu Foundation, Afrizal.
Program Manager IBU Foundation, Afrizal, dalam sambutannya mengatakan, program ini tidak hanya berorientasi proyek namun diharapkan dapat berkelanjutan. Progam ini kata dia merupakan bagian dari upaya pendampingan pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana di Palu dan sekitarnya.
Afrizal berharap, semoga program ini dapat bersinergi dengan program Wali Kota Palu untuk mengembangkan Palu sebagai kota jasa dan pariwisata.
Bank sampah ini sendiri kata dia, hadir karena dianggap efektif untuk mengurangi timbunan sampah. Menurutnya, sampah harus dilihat sebagai sesuatu yang membawa keuntungan finansial, bukan lagi hal yang menjanjikan.
“Selain pendampingan bank sampah, kami juga melakukan pendampingan di sekolah, dengan memberikan pelatihan kepada perwakilan siswa untuk belajar tentang pengelolaan sampah di sekolah dan lingkungan sekitarnya,” ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Palu, Hidayat, dalam sambutannya usai pengukuhan mengatakan, semoga pengurus Bank sampah dan unit usaha daur ulang yang dikukuhkan ini dapat bekerja dengan baik. Persoalan sampah di kota ini kata dia, masih jauh dari harapan, walau sudah segala upaya dilakukan.
“Hampir semua daerah di Indonesia bermasalah dengan sampah. Kesadaran masyarakat soal kebersihan yang menjadi hal penting dalam upaya mengatasi persoalan sampah,” ujarnya.
Menurut Hidayat, mengubah pola pikir masyarakat soal sampah ini, butuh waktu yang tidak sebentar. Untuk itu kata dia, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu harus andil dalam upaya sosialisasi ke masyarakat, terkait kesadaran terhadap sampah ini.
“Sebagai kota jasa dan pariwisata, aspek kebersihan kota menjadi penting,” ujarnya.
Hidayat juga mengapresiasi pelaksanaan program ini dan menyatakan akan mendukung program ini lewat penganggaran di instansi terkait.
Program Bank Sampah dan Unit Usaha Daur Ulang ini merupakan program bersama antara IBU Foundation dan jaringan kerja lokal seperti LPS-HAM Sulteng, Sikap Institute, Lingkar Hijau dan Komunitas Historia Sulawesi Tengah (KHST). JEF