PALU, MERCUSUAR – Puluhan jurnalis dari berbagai media cetak dan daring yang bertugas di Kota Palu mulai divaksin Sinovac untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Sekitar 30 wartawan yang ikut divaksin Sinovac di RS Anutapura,” kata Heri Susanto, jurnalis yang ikut divaksin, Rabu (17/3/2021).
“Tidak perlu takut divaksin, tidak barasa, le,” kata Fataruddin.
Sementara ada juga wartawati yang hanya datang menyaksikan rekan-rekannya menjalani vaksinasi. Tak lama kemudian ia turun dari lantai dua, tempat vaksinasi karena merasa takut.
Wartawati Mercusuar, Kartini Nainggolan juga ikut serta divaksin. Ia tampak hanya senyum-senyum ketika disuntik vaksin. “Tidak sakit,” katanya.
Wartawan yang hadir tidak semuanya memenuhi persyaratan untuk divaksin. Setidaknya dua orang batal melakukan vaksin karena sedang flu.
Ketua PWI Sulteng, Mahmud Matangara mengatakan, vaksin ini dibutuhkan oleh para jurnalis, karena setiap saat bertemu dengan narasumber yang bisa jadi sudah terkontaminasi dengan Covid-19. Dengan adanya vaksin ini, itu bisa membentengi para jurnalis dari Covid-19 tersebut.
“Tentu ini sangat kami apresiasi dari apa yang telah dilakukan oleh pemerintah, karena melalui vaksin itu, kepercayaan diri para jurnalis di lapangan dalam menjalankan kerja-kerja jurnalis makin kuat, karena dirinya sudah terbentengi oleh vaksin, namun tentu tetap harus mengikuti protokol kesehatan,”ujar Mahmud.
Hal yang sama juga diutarakan Ketua AJI Palu, Muhammad Iqbal.
“Wartawan yang masuk dalam kelompok rentan juga mendapatkan vaksin. Jadi program vaksin untuk wartawan harus diapresiasi meski bahwa kelompok wartawan tidak boleh mendapatkan keistimewaan dalam proses vaksinasi,” kata Iqbal.
Muchsin Siradjuddin, peserta yang mendapatkan layanan pertama vaksinasi, mengungkapkan rasa syukurnya. Ia mengaku tidak sakit.
“Alhamdulillah saya sudah divaksin, ayo teman-teman jangan takut. Jangan lupa setelah vaksin tetap menerapkan 5M,” katanya.
Jangan Merasa Aman
Sementara itu Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat yang sudah divaksinasi Covid-19 untuk tidak merasa aman akan terbebas virus corona. Pasalnya, setelah vaksinasi Covid-19 pun masih ada orang yang terkena. Hal tersebut karena kekebalan baru akan secara optimal terbentuk pada 28 hari setelah vaksinasi dosis kedua.
“Jadi pesan saya, kalau habis disuntik jangan merasa aman, terus ke mana-mana tidak pakai masker. Kekebalan optimal dari antibodi kita itu 28 hari setelah penyuntikan kedua,” kata Budi saat mendampingi Wapres Ma’ruf Amin vaksinasi Covid-19 dosis kedua di kediaman dinas, Rabu (17/3/2021).
Ia mengatakan, berdasarkan data, setelah vaksinasi Covid-19 imunitas seseorang akan meningkat. Meskipun demikian, hal tersebut juga masih bisa membuat seseorang tertular Covid-19.
“Cuma karena kita antibodinya sudah baik, kalaupun (virus) bisa masuk, pemulihannya cepat. Tapi masih bisa kena? Masih,” kata dia.
Dengan vaksinasi Covid-19, kata Budi, seseorang tidak bisa menjadi langsung kebal virus. Namun, imunitas atas vaksinasi tersebut akan membantu seseorang tak terlalu parah apabila terpapar Covid-19.
“Kalaupun kita kena, virusnya bisa cepat hilang, mati, tidak usah masuk rumah sakit. Kalaupun masuk rumah sakit tidak dirawat lama karena antibodinya sudah ada,” kata dia.
“Tapi konsekuensinya, kita masih tetap bisa menularkan ke orang lain,” lanjut dia. Maka dari itu, karena masih bisa terpapar Covid-19 dan menularkan kepada orang lain, protokol kesehatan harus tetap digalakkan.MAN/AMI/TMP