PALU, MERCUSUAR – Tingkat keasaman atau pH air hujan di kota Palu cukup tinggi yang dapat menyebabkan kendaraan bermotor tidak berumur Panjang, khususnya untuk bodi.
Hujan di kota Palu sering terjadi dan kadang tidak menentu. Air hujan menyimpan senyawa tidak kasat mata yang berisiko menimbulkan masalah pada bodi kendaraan bermotor. Seperti berkarat, jamur, dan mengurangi kualitas cat.
Kepala stasiun pemantauan admosfer global lore lindu Bariri – Palu, Asep Firman Ilahi, S.Stat MSi mengatakan, berdasarkan hasil analisis laboratorium BMKG bahwa air hujan di wilayah kota Palu bersifat asam dengan nilai sebesar 5.37 dan memiliki daya hantar listrik sebesar 31 mho/cm.
Hujan asam menurut BMKG kata dia, berada pada rentan nilai pH 4.1 – 5.5, hal ini menunjukan keasaman tinggi, dibanding pH di wilayah kabupaten Poso berada pada kategori ideal dengan nilai sebesar 5.95. pH ideal menurut BMKG berada pada rentang nilai 5.6-6.
Menurut Asep, tingginya kadar asam pada air hujan dapat menyebabkan korosi khususnya pada benda logam, seng, pagar dan bodi kendaraan. Jika kendaraan bermotor sering terkena hujan, maka bodinya tidak akan berumur Panjang.
Selain berdampak pada kendaraan kata Asep, tingginya tingkat keasaman air hujan di kota Palu juga berdampak pada pertumbuhan dan ekosistem di danau dan tambah air tawar.
Sehingga habitat air tawar seperti ikan akan tercemar dan jika ikan dikonsumsi oleh manusia juga akan berbahaya.
Asep menjelaskan bahwa beberapa faktor penyebab keasaman air hujan di kota Palu tinggi yaitu polusi dari kendaraan maupun pembakaran. Hujan asam terjadi ketika gas-gas yang tercemar terjebak dalam awan, sebelum akhirnya melepaskan hujan asam.
Dikutip dari GridOTO.com, Aftersales service and technical support PT Yamaha Motor Manufacturing, Ridwan Arifin menjelaskan prioritas utama adalah membersihkan kendaraan bermotor setelah terkena hujan maupun genangan hujan.