PALU, MERCUSUAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng merilis selama April 2019, Kota Palu mengalami inflasi sebesar 0,72 persen yang dipengaruhi naiknya indeks harga yang terjadi pada kelompok bahan makanan.
Komoditas bahan makanan yang memberikan andil dalam inflasi adalah komoditas ikan selar, ikan cakalang, bawang merah, tarif angkutan udara, ikan ekor kuning, ikan layang, bawang putih, bayam, daging ayam ras, dan kangkong.
Penyumbang inflasi berasal dari komoditas yang harganya tidak diatur pemerintah tetapi diserahkan ke mekanisme pasar, sehingga inflasi yang terjadi selama April adalah tertinggi selama tiga bulan terakhir di 2019.
“Ini merupakan inflasi tertinggi selama tiga bulan terakhir pada 2019, dan kelompok penyumbang inflasi adalah komoditas yang mudah bergejolak,” kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulteng, G.A. Nasser saat paparan kondisi perekonomi bulanan di kantor BPS, Kamis (2/5/2019).
Menurut Nasser, laju inflasi tahun kalender periode Desember 2018 hinga April 2019 sebesar 0,18 persen jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2017 dan 2018 yang tercatat mengalami inflasi 2,34 persendan 1,05 persen. Sebaliknya, inflasi year on year periode April 2018 hingga April 2019 sebesar 5,55 persen, merupakan capaian inflasi yang tertinggi dibandingkan periode yang sama 2017 dan 2018.
Masih menurut Nasser, Kota Palu menempati peringkat ke-2 sebagai daerah dengan inflasi tertinggi di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua. Dan peringkat ke-9 untuk inflasi tingkat nasional.
Nasser berharap, menjelang bulan ramadan, pemerintah bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok dengan memonitor dan mengawasi lalulintas perdagangan bahan pokok, serta mencegah penimbunan bahan pokok dari ulah spekulan. HAI