PALU, MERCUSUAR – Sebagai upaya mendorong perluasan digitalisasi sistem pembayaran di Sulawesi Tengah (Sulteng), Bank Indonesia (BI) Sulteng meresmikan Pasar Simpong Kota Luwuk sebagai Pasar Siap Inovatif Aman Pakai (SIAP) QRIS di Kabupaten Banggai sebagai BI Sulteng menggandeng perbankan di Kota Luwuk untuk mendorong transaksi di Pasar Simpong dilakukan secara cepat, mudah, murah, aman, dan handal (CeMuMuAH) melalui perluasan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Kegiatan peresmian ini dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Banggai, Kepala Badan Pendapatan Daerah Kab. Banggai, perwakilan perbankan di Kota Luwuk, dan tidak kurang dari 50 orang perwakilan pedagang Pasar Simpong.
Penggunaan QRIS memudahkan proses pembayaran karena hanya dengan menggunakan smartphone (gawai), siapapun dapat melakukan transaksi tanpa harus membawa uang fisik. Hanya dengan memindai QR Code pedagang melalui media seperti mobile banking, pembeli tinggal memasukan nominal yang akan dibayarkan sehingga proses transaksi menjadi lebih praktis. Disamping itu, penggunaan QRIS di masa pandemi COVID-19 membuat transaksi menjadi lebih aman karena dilakukan tanpa kontak fisik dan memenuhi protokol kesehatan.
Pasar Rakyat merupakan lokasi perputaran ekonomi yang didalamnya terdapat berbagai produk sandang pangan yang ditransaksikan. Namun, pasar juga menjadi tempat yang memiliki berbagai risiko seperti penyebaran COVID-19 karena tempatnya yang terbuka untuk interaksi fisik bagi semua kalangan masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi daerah melalui pemanfaatan teknologi yang mendorong aktivitas pembayaran menjadi lebih praktis dan lebih cepat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Sulawesi Tengah, Dwiyanto Cahyo Sumirat atau akrab disapa Anto, dalam sambutannya ketika meresmikan Pasar Simpong di Kota Luwuk menjadi Pasar SIAP QRIS pada Senin (25/7/2022), menyampaikan beberapa keunggulan penggunaan QRIS.
”Penggunaan QRIS sangat relevan dengan kondisi saat ini, sebab selain upaya penerapan protokol kesehatan, transaksi menggunakan QRIS dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun menggunakan gawai tanpa harus pusing meskipun ketinggalan dompet. Kemudian, melalui QRIS pedagang di Pasar dapat menangkap potensi konsumen anak muda yang lebih nyaman bertransaksi nontunai”, ujar Anto.
Mengusung tagline SIAP QRIS yang berarti Sehat, Inovatif dan Aman Pakai QRIS, program Pasar SIAP QRIS yang merupakan sinergi Bank Indonesia dengan Kementerian Perdagangan, berpotensi besar untuk diaplikasikan kepada 796 pedagang di pasar Simpong. Ke depan, QRIS juga bukan hanya dapat diaplikasikan untuk pembayaran transaksi antara penjual dan pembeli, namun juga dapat digunakan sebagai media pembayaran retribusi pasar, sehingga dana retribusi dapat lebih transparan dan tercegah dari penyalahgunaan.
Saat ini sudah ada kurang lebih 83 pedagang di Pasar Simpong yang terdaftar dan memiliki QRIS, dan akan terus bertambah seiring dengan sosialisasi dan pendampingan dari perbankan Kota Luwuk kepada para pedagang sehingga akan lebih familiar dengan penggunaan QRIS. Harapannya kedepan, program Pasar SIAP QRIS dapat merangsang masyarakat sekitar untuk menggunakan QRIS saat berbelanja, serta membantu mengakselerasi usaha pedagang ke arah digital dalam rangka mewujudkan ekosistem kota digital (smart city) di Kabupaten Banggai.RES