PALU, MERCUSUAR – Kementerian Lingkungan Hidup, Kerjasama Indonesia Jerman, Cagar Biosfer lore Lindu melalui PIU Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Sulawesi berkolaborasi dengan Hannah Indonesia (merupakan mitra kerja dalam pendampingan kelompok khususnya dalam bidang literasi keuangan) menggelar FESTIVAL PRODUK AGROFORESTRY yang tujuannya untuk memperkuat model pemberdayaan Kelompok Tani Hutani, LPKD DAN Kelompok Perempuan FP III yang selama ini telah dijalankan dan juga wujud dari apresiasi terhadap keberadaan kelompok tersebut
Kegiatan tersebut digelar di Hannah Home Stay Palu pada Sabtu (10/12/2022) dengan melibatkan mitra lokal (terdiri dari dari 15 komunitas : salah satunya Nobalu founder Moh Zhikran) & nasional, proffesional, pelaku usaha, komunitas, pelajar dan masyarakat umum juga pelaku usaha di Sulawesi Tengah.
Dr. Ir Titik Wurdiningsih , M.Si membuka acara, selain talkshow, workshop, bazar produk lokal, akses kemitraan (di support juga oleh BNI yang open table pada saat festival), pertunjukan seni, tarian, musik dan budaya juga. Dalam sambutannya Ibu Titik selaku Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (BBTNLL), menyampaikan tujuan dari kegiatan ini : “memberikan edukasi kepada peserta mengenai arah baru pengembangan bisnis saat ini , menumbuhkan semangat wirausaha dengan adanya penghargaan , memberikan akses solusi terhadap persoalan usaha , mempertemukan pelaku usaha dengan stakeholders sehingga dapat membuka peluang terjalin kemitraan bisnis , meningkatkan penjualan produk dengan adanya kegiatan Bazar”
Akram Rifa’ah (Pejabat Pembuat Komitmen FP III dari BPSKL Sulawesi) menambahkan ada satu kejutan di puncak acara ini yaitu : peluncuran website : agroforestry.id , “dengan mengembangkan website ini sebagai langkah awal untuk menjangkau pasar lebih luas,biaya operasional lebih rendah, perkembangan lebih cepat, diharapkan website ini dapat mendukung program BPSKL ini agar dapat dikelola lebih sistematis dan masif, dengan perubahan bisnis yang sangat cepat di era distruptif saat ini, produk lokal bermuatan global ini bisa go digital, karena era ini telah mengubah setidaknya tiga hal diantaranya pasar, peluang, dan model bisnis,” jelasnya.
Hal ini juga sesuai dengan yang disampaikan Biondi Sanda Sima selaku founder Palu Produktif yang juga merupakan consultant digital World Bank pada sesi talk show yg mengangkat tema : pemuda G20 pendorong transformasi digital dan ekonomi kreatif, di sesi talk show lainnya ada Deputy Manager Lingkar Temu Kabupaten Lestari (Ristika) dan Yusuf Radjamuda dari Halaman Belakang Films yang beberapa filmnya mendapatkan penghargaan nasional maupun international
“Kegiatan ini memberikan ruang kesempatan kepada pelaku usaha dalam meningkatkan kapasitasnya, fasilitasi solusi permasalahan usaha, membuka peluang fasilitasi kemitraan, promosi produk, dan meningkatkan kepercayaan diri dalam menjalankan usahanya, diharapkan kegiatan seperti ini menjadi ajang kreasi, inovasi dan prestasi” disampaikan oleh Mardiyah selaku founder Hannah Indonesia.RES