BUMD Baru Fokus Perdagangan Umum

Foto udara sejumlah kapal tongkang mengangkut material batu pecah di Kawasan Tambang Galian C di Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (12/2/2023). Hasil tambang tersebut dipasarkan ke wilayah Kalimantan hingga Papua dan Provinsi Sulawesi Tengah menjadi salah satu kawasan strategis penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur yang siap menyuplai kebutuhan material seperti pasir, kerikil dan batu guna pembangunan infrastruktrur IKN. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/nz.

PALU, MERCUSUAR – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Perdagangan Sulawesi akan fokus pada perdagangan umum bukan pada pengelolaan batu dan pasir

Hal itu diungkapkan Dirut PT Perdagangan Sulawesi Tengah, Taufik Kamase beberapa waktu lal di Palu. Ia mengakui perusahaan yang ia pimpin tidak mengelola perdagangan batu dan pasir, tetapi fokus pada perdagangan umum.

“Kalau perdagangan batu itu adalah wilayahnya PT Pembangunan Sulteng melalui anak perusahaan lain yang bernama PT Tambang Batu Sulteng,” kata Taufik Kamase.

Kalau PT Perdagangan Sulteng, kata Taufik, lebih ke perdagangan umum seperti minyak, gula, beras, kopi dan banyak lagi yang menjadi potensi utama di Sulawesi Tengah.

Penjelasan Taufik Kamase ini sekaligus mengklarifikasi pandangan publik, bahwa PT Perdagangan Sulteng yang ia pimpin itu nantinya akan berusaha di bidang galian C.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulteng telah menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 43 tahun 2022 tentang Penugasan PT Pembangunan Sulawesi Tengah untuk mengimplementasikan pelaksanaan perdagangan hasil pertambangan batuan satu pintu di wilayah Kota Palu dan Donggala.

Pemprov Sulteng telah melakukan sosialisasi ke asosiasi pengusaha tambang, Forkompimda dan perusahaan pertambangan batu di wilayah Palu dan Donggala pada 27 Januari 2023 lalu.

Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura mengemukakan bahwa produksi pertambangan batuan yang ada di Kota Palu dan Donggala, berdasarkan kajian dan perhitungan mencapai 7.015.500 meter kubik dengan rincian produksi di Kota Palu mencapai 3.634.000 meter kubik dan di Donggala mencapai 3.381.500 meter kubik.

“Jadi, perusahaan kami ini tidak bermain di wilayah itu, tapi lebih ke perdagangan umum. Jadi mohon untuk tidak salah paham,” tutup Taufik Kamase. HAI/*

Pos terkait