Dukung Akselerasi Generasi Digital, BRI TekankanPentingnya Transformasi Berbasis Teknologi

CB894E22-7F9D-4DBE-BFD7-9DCE9952B1A3-9da03662

 

JAKARTA, MERCUSUAR – Indonesia merupakan negara yang memiliki potensiekonomi digital yang besar. Data Kementerian Koordinator BidangPerekonomian melaporkan nilai ekonomi digital di Indonesia bisamenembus US$124 miliar atau setara Rp1.775 triliun pada 2025.

Presiden RI Joko Widodo yang hadir dalam acara Indonesia Digital Tribe 2021 mengatakan pentingnya menyiapkan strategi untukmengambil kesempatan di tengah kemajuan teknologi melaluiekosistem digital. Dalam acara yang didukung penuh oleh BRI itu, Jokowi menyampaikan digitalisasi itu perlu ditopang denganmeningkatkan kemampuan atau skills digital talenta-talenta mudatanah air.

Potensi pasarnya ini besar, jangan yang mengambil nanti orang lain. Kita sekarang ini memiliki 2.319 startup, makin hari makintambah, tambah, tambah. Saya meminta semua perusahaanteknologi, semua perusahaan besar agar mau ditempati untukmagang mahasiswa-mahasiswa kita, anak-anak kita agar secepatnyasemuanya berubah, mindset digital ada, skill digital ada, sehinggaterbentuk sebuah kultur digital di negara kita,” ucap Jokowi (15/12).

Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.

Sementara itu, Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI Indra Utoyo mengungkapkan transformasi digital menjadi kunci pentingdalam menjawab kebutuhan pasar dan nasabah yang berkembangpesat. Hal ini pula yang dilakukan BRI untuk menghadapi era disrupsi sehingga layanan perbankan BRI dapat semakin cepat, aman, serta dapat menjawab kebutuhan pasar.

Transformasi Digital Bank BRI mengacu pada 3 Framework utama.Pertama, Digitizing Core atau digitalisasi proses bisnis dengantujuan untuk meningkatkan produktivitas dan berfokus pada efisiensi, sebagaimana dengan hadirnya aplikasi super Apps BRImo, BRISpot & BRILink. Kedua, Digital Ecosystems dimana BRI menyiapkan platform-platform digital untuk mendorong BRI masukke dalam bisnis ekosistem value chain sehingga diharapkan menjadisumber pertumbuhan baru di sisi CASA, FBI dan Nasabah baruBRI, sebagaimana hadirnya BRIAPI. Ketiga, New Digital Propositions dimana BRI melakukan inovasi financial technologydengan pendekatan Fully Digital dan New Business Model dengantujuan dapat memberikan layanan kepada nasabah lebih cepat, lebihbaik, dan lebih efisien. Transformasi digital ini kami kembangkanuntuk memberikan layanan perbankan hingga ke berbagai wilayahsecara Go Smaller, Go Shorter & Go Faster, sejalan dengan visiutama perseroan untuk menjadi The Most Valuable Banking groupin Southeast Asia & Champian of Financial Inclusion kata Indra (15/12).

Transformasi Digital yang dilakukan oleh BRI ditopang denganBRIBRAIN yang merupakan platform berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning yang berfungsi sebagaienabler pekerja BRI dalam memberikan rekomendasi produkmaupun dalam melakukan mitigasi risiko. Solusi yang diusung oleh BRIBRAIN dipercaya dapat meningkatkan customer engagement dengan  memberikan layanan keuangan yang lebih personalizedkepada nasabah, lebih berkualitas, efisien, serta minim risiko.

Dalam menjawab peluang pada era open banking, BRIAPI menjadiakselerator integrasi produk BRI kepada lebih dari 200 ekosistemdigital yang berbasis aplikasi front-end di berbagai sektor, mulaidari ride hailing, marketplace, hingga fintech. Dengan BRIAPI, waktu integrasi dapat dipersingkat dari dua minggu menjadi hanyakurang dari satu jam. Tidak hanya itu, BRIAPI bahkan menjadiOpen API pertama di Asia Tenggara yang telah mendapatkansertifikasi PA-DSS (Payment Application Data Security Standard) dari PCI Security Standard Council di Amerika Serikat, untukmemastikan keamanan data nasabah.

Di sisi lain, BRI tetap berusaha hadir ke berbagai lapisanmasyarakat. Bank yang menginjak usia 126 tahun pada 16 Desember 2021 ini, mengandalkan luasnya jaringan outlet sertaagen BRILink dalam melayani kebutuhan layanan perbankan di berbagai pelosok Indonesia.

Maka dari itu, Indra mencontohkan terobosan anyar yang dilakukanBRI untuk bisa melakukan transformasi digital tanpa meninggalkannasabah tertentu. Hal ini ditempuh melalui strategi digital BRI yang mengandalkan hybrid bank.

Hadir dalam sesi talkshow di Indonesia Digital Tribe 2021, Senior Vice President Head of IT Strategy & Governance Division BRI, Shinta Indriyaty Thio menjelaskan, konsep hybrid bank yang diusung BRI lantaran Indonesia memiliki karakteristik nasabah yang sangat beragam, banyak di antaranya yang masih belum familiar dengan digital banking atau yang belum memiliki literasi digital.

Maka dari itu, Shinta menyebut BRI mengerahkanperpanjangantanganuntuk mendampingi nasabah dalam mengakses layanandigital. “Kita perlu perpanjangan tangan dan ini kami wujudkanmelalui AgenBRILink, ini lah aspek strategi digital digitalisasi BRI yang sangat unik. Kami percaya nasabah di Indonesia ini sangatberagam karakteristiknya,” ucap Shinta.

Hingga kini, sebanyak 488.000 Agen BRILink tersebar di 55.405 desa, dan melingkupi 15.440 BUMDes, serta hadir di 7.500 pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan layanan perbankanmasyarakat

Dengan gencarnya transformasi digital ini, Shinta menyebut BRI optimistis bisa mewujudkan visi utama perseroan menjadi The Most Valuable Bank in Southeast Asia & Home to The Best Talent. Visiutama ini dibarengi dengan upaya BRI dalam menjaring talenta-talenta digital terbaik.RES/*

Pos terkait