JAKARTA, MERCUSUAR – Digitalisasi dan adaptasi teknologi semakin masifdigunakan di era metaverse atau internet ‘masa depan’. Dalammenjawab tantangan kemajuan teknologi tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BRI terus bertransformasi dan telahmencanangkan visinya ditahun 2025 yakni menjadi “The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion of Financial Inclusion”. Untuk mewujudkan aspirasi tersebut BRI telah memperisapkan dan mengimplementasikan berbagai inisiatifstrategis termasuk yang bersifat breakthrough. Hal tersebutdisampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso pada Rapat KerjaNasional (Rakernas) BRI yang juga dihadiri oleh Menteri BUMN RI Erick Thohir dan juga Wakil Menteri BUMN yang juga KomisarisUtama BRI Kartika Wirjoatmodjo di Jakarta pada Jumat (17/12).
Menteri BUMN RI Erick Thohir yakin BRI dapat menjawabtantangan pesatnya perkembangan teknologi, khususnya di era “metaverse”. Erick menyebut bahwa jangkauan bisnis BRI yang sudah tersebar hingga ke wilayah rural membuat BRI dapat lebihagile dalam penerapan digitalisasi.
Pada sambutannya, Erick mengapresiasi BRI yang telah melakukantransformasi dan menyiapkan berbagai langkah strategis untukmenghadapi tantangan kedepan. Menurut Erick, penguatanteknologi yang dilakukan BRI dapat menunjang klasterisasi usahayang digodok oleh BRI. “Saya ingin meminta ekosistemnyadibentuk. Bahaya kalau kita membuat klasterisasi tanpa menyiapkanmetaverse-nya. Tapi saya percaya BRI yang sudah punya brand di pedesaan, UMKM, bisa membuat strategi “moonshoot” dariperusahaan yang bisa berjalan optimal,” katanya.
Kemampuan BRI yang agresif melakukan ekspansi semakindidukung dengan integrasi dan konsolidasi anak usaha melaluiHolding BUMN Ultra Mikro. Melalui aksi korporasi rights issueyang mencapai Rp95,9 triliun, BRI kini terkonsolidasi dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang kuatdi segmen ultra mikro dan mikro.
Tidak hanya itu, kehadiran Holding BUMN Ultra Mikro yang dipimpin BRI juga disebut Erick dapat menjadi lokomotifpemulihan ekonomi. Dengan memantik permodalan di segmen ultra Mikro, Erick optimistis pemulihan ekonomi nasional dapatterakselerasi secara optimal.
“Kita bisa membuktikan penggabungan ini bagaimana market percaya bahwa kalau kita mempunyai bisnis model yang baik, bisnisproses yang baik. Artinya, inilah yang akan banyak BUMN lakukandan telah dilakukan BRI, agar mempunyai bisnis model fokus yang jelas. Supaya menjadi lokomotif besar dan bisa bersaing dalamketerbukaan pasar yang semakin terbuka karena digital,” tambahErick.
BRI diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam penyaluranpermodalan bagi segmen ultra mikro dan UMKM. Komposisisegmen UMKM dalam proporsi kredit BRI diproyeksikan bisamencapai 85% pada 2025. “Saya ingin memastikan, dengan holdingBUMN Ultra Mikro, menjadikan BRI sebagai leader yang akanmemastikan UMKM berkembang baik dan menjadi besar,” jelasErick.
Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparannya mengungkapkanpada 2016 pihaknya sudah merancang strategi untuk menjagapertumbuhan perseroan melalui konsep besar BRIvolution 1.0. Program tersebut diuji coba pada 2017 dan telah dilaksanakanhingga tahun 2020 lalu. Saat itu, berlandaskan BRIvolution 1.0. Namun, sejak awal 2020 masalah pandemi Covid-19 melandaIndonesia.
Karena itu, transformasi BRI dilanjutkan menjadi BRIvolution 2.0, dan visi besar BRI pun turut diubah menjadi The Most Valuable Banking Group in Southeast Asia. Pihaknya sadar hadirnyatantangan ini dan mendorong BRI untuk semakin melibatkanseluruh komponen anak perusahaan. Selain itu, fokus lainnya adalahmenjadi Champion of Financial Inclusion. Hal itu akanmengembalikan fokus bank dengan jejaring terluas di Tanah Air tersebut pada khittahnya di segmen UMKM termasuk usaha Ultra Mikro (UMi). Champion of Financial Inclusion pun dimaksudkanuntuk menjaga pertumbuhan berkesinambungan BRI. Pihaknyamencari sumber pertumbuhan baru dengan prinsip go smaller, dengan fokus pada segmen usaha yang lebih kecil dari mikro yakniultra mikro. Tentunya dengan tenor pendek sesuai kebutuhan ataugo shorter. BRI pun memperkuat digitalisasi layanan jasakeuangannya atas prinsip go faster, sehingga prinsip go cheaperatau berbiaya murah dan efisien tercipta.
“Transformasi yang dilakukan oleh BRI difokuskan pada dua area utama, yakni digital dan culture. Transformasi digital dilakukandengan fokus untuk mendapatkan efisiensi melalui digitalisasiproses bisnis, dan menciptakan value baru melalui new business model”, ungkap Sunarso.
Sunarso menambahkan bahwa dalam mewujudkan visi BRI tahun2025, pihaknya telah memiliki dan tengah mengimplementasikaninisiatif strategis dalam BRIvolution 2.0, dan yang paling ambisiusdan akan menjawab target menantang BRI kedepan kita namakansebagai Moonshot, setidaknya terdapat 4 inisitif Moonshot. Diluaritu, masih ada sejumlah inisiatif lain yang menjadi langkah konkritBRI dalam menghasilkan financial value, sustainability perusahaan, serta social value bagi masyarakat Indonesia.RES/*