Harga Komoditas Kopra dan Gurita Anjlok

FOTO HARGA BALUT

BALUT, MERCUSUAR – Harga komoditas perkebunan kopra dan perikanan gurita di Banggai Laut mengalami penurunan yang tajam karena menurunnya permintaan dari pembeli dalam sepekan ini.

Komoditas hasil olahan kelapa dalam misalnya, hingga Sabtu (14/3/2020) tersisa Rp 500 ribu per 100 kilogram. Harga ini jauh jika dibandingkan tahun 2016 ataupun 2017 yang masih menyentuh Rp 800 ribu. Penurunan tajam terjadi sejak awal tahun 2019 lalu.

Harga yang begitu rendah, tak lagi kompetitif bagi petani, Nespin di Desa Pakasua, Kecamatan Banggai. “Kalau sementara kerja begini belum sapu dada, nanti sudah selesai ditimbang,” kata Nespin saat ditemui di kebunnya sedang menggarap kopra sekira 2.000 biji kelapa dalam, akhir pekan lalu.

Ia memperkirakan, bakal menghasilkan 400 kilogram. Jika Rp500 ribu per 100 kilogram, ia mendapatkan Rp 2 juta. “Iya jual di Gudang Baru,” tuturnya.

Nespin lalu merinci ongkos pengelolaan kelapa dalam menjadi kopra. Ia harus menyewa warga lainnya untuk memanjat kelapa dengan upah Rp 3 ribu per pohon. Apabila 100 pohon pengeluaran sudah Rp 300 ribu. Kemudian, untuk memisahkan daging kelapa dengan tempurung, biaya yang harus dikeluarkan Rp 50 ribu per orang. Setiap panen, paling tidak ia harus menyewa dua warga untuk membantunya. “Terus sewa kupas (sabut kelapa) Rp 100 satu biji. Kalau 200 biji Rp 200 ribu,” papar dia.

Kemudian, transportasi mengangkut kelapa dari tempat pengelolaan ke tempat pembelian di ibu kota kabupaten, sebanyak Rp 10 ribu per karung. Apabila 2.000 biji kelapa, menghasilkan enam karung. “Baru dari kupas sampai mobil sudah Rp 260 ribu, ditambah yang sewa panjat total Rp 700 ribu,” urainya. RM

Pos terkait