Hi Rahim, 40 Tahun Tumbuh Berkembang Bersama BRI

BRI (1)

MERCUSUAR – Menapaki usaha berdagang dari sejak remaja ditengah berkecamuknya masa transisi kemerdekaan membuat Hi Rahim Lira kokoh dalam menjalankan usaha. Kemapanan usahanya tidak lepas sejak perkenalan dengan BRI tahun 1978, dimana ia menjadi nasabah dan diberikan kepercayaan berupa kredit modal kerja sebesar Rp800 ribu untuk mengembangkan usahanya.

Lambat laun usaha yang dijalankan melalui kredit Bank BRI terus mengalami peningkatan sehingga pihak bank kembali menyalurkan pembiayaan untuk peningkatan kapasitas usahanya yang terus mengalami kemajuan. Namun, 1984 usaha yang dikembangkannya mengalami kebangkrutan dan mempunyai hutang dibeberapa tempat, tetapi Hi Rahim Lira yang saat itu bekerja sebagai kontraktor di Parigi tetap melakukan pembayaran angsuran kredit ke BRI karena dirinya memahami jika dirinya terlambat membayar kewajiban akan berakibat pada menurunnya kepercayaan perbankan kepada dirinya.

Dengan telaten dan ikhtiar yang kuat dirinya bisa lepas dari kebangkrutan dan mulai bangkit kembali mengerjakan berbagai proyek fisik dengan bantuan pembiayaan dari BRI sehingga kredit yang dikucurkan BRI bisa dilunasi sebelum masa jatuh tempo. Dirinya merasa berjasa terhadap BRI karena percaya mengucurkan kredit berapapun yang diajukan untuk pengembang usahanya. Selain itu, memberikan semangat serta motivasi saat dirinya terpuruk dalam bisnis dan hubungan dengan BRI tidak hanya sebatas relasi bisnis tetapi sudah seperti keluarga.

Dia menceritakan saat dirinya patah semangat karena kejatuhan bisnisnya, ia mendapat suntikan semangat dari mantan Pemimpin Cabang BRI yang mengatakan bahwa dirinya akan menjadi pengusaha sukses dan itu memberikan motivasi dirinya untuk berusaha lebih keras dan hasilnya ia mendapatkan paket proyek dari salah satu dinas dan saat itu BRI mendukung dalam kredit modal kerja untuk pembelian alat-alat produksi.

Setelah lepas menjalani profesi sebagai pengusaha konstruksi, medio 1992 dirinya menjalankan usaha SPBU dan saat memulai bisnis ini turut dibantu kredit dari BRI sehingga dirinya saat memiliki jaringan SPBU sebanyak 11 SPBU yang tersebar di Sulteng, Gorontalo, dan Sulsel.

Menurut Hi Rahim, penarikan kredit di BRI disesuaikan dengan kapasitas usahanya dan kemampuan dirinya dalam mengembalikan kredit sehingga keberlanjutan usahanya bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Diusia yang tidak muda ini, Hi Rahim masih tetap bugar dalam melaksanakan aktivitas pemantauan bisnisnya yang fokus pada penyediaan BBM melalui pendirian SPBU yang tersebar di beberapa kota di Sulteng, Sulsel dan Gorontalo.

Pemimpin Cabang BRI Palu, Wahib Gunadi mengatakan Hi Rahim tidak pernah putus menjadi nasabah BRI sejak 1978. Sejak awal mulai usaha di Parigi dan hingga saat ini tidak pernah putus menjadi nasabah BRI dan BRI telah dianggap sebagai keluarga sendiri dan pinjaman di BRI diibaratkan sebagai jimat dan dirinya sudah menyarankan kepada anak dan cucunya agar jangan beralih menggunakan layanan perbankan dari BRI.  HAI

Pos terkait