IHSG Ambruk Usai Pencopotan Sri Mulyani

Ilustrasi AI, aktivitas pasar modal.

JAKARTA, MERCUSUAR – Pergantian Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, memengaruhi sentimen pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak bertahan lama di zona hijau pada Selasa (9/9/2025) pagi.

Indeks ambruk 1,66% ke level 7.638,26 pada penutupan perdagangan sesi pertama.Sebanyak 193 saham turun, 510 naik, dan 100 tidak bergerak. Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 15,08 triliun. Sebanyak 23,15 miliar saham berpindah tangan dalam 1,57 juta kali transaksi.

Mengutip Refinitiv, seluruh sektor berada di zona merah, dengan saham blue chip pun kompak berguguran hari ini. Adapun pelemahan terbesar hari ini dicatatkan oleh sektor utilitas, properti dan barang baku.

Saham blue chip sektor perbankan kompak rontok usai Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menkeu menggantikan Sri Mulyani. Berdasarkan perdagangan hari ini, Selasa (9/9/2025), saham jumbo seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) hingga Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) mencatatkan net foreign sell atau aksi jual bersih investor asing.

Berdasarkan data perdagangan RTI Business, BCA melemah 1,62% ke harga Rp 7.575 per lembar saham. Pada perdagangan sesi I, BBCA mencatat volume transaksi sebanyak 301,77 juta dengan nilai Rp 2,29 triliun. Adapun jumlah frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 100.884 kali.

Mengutip finance.detik.com, BCA mencatat tren net foreign sell sebesar Rp 1,25 triliun pada perdagangan Senin (8/9). Sementara sepanjang 2025, BCA mencatat net foreign sell sebanyak Rp 24,55 triliun.

Salah satu saham Himbara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), melemah 1,78% ke harga Rp 4.410 per lembar saham. Pada perdagangan sesi I, BMRI mencatat volume transaksi 224,55 juta dengan nilai Rp 994,34 miliar. Adapun frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 44.762 kali.

Bank Mandiri juga mencatat tren net foreign sell sebesar Rp 347,21 miliar pada perdagangan Senin. Sementara sepanjang 2025, BMRI membukukan net foreign sell sebesar Rp 13,41 triliun.

Nasib serupa dialami PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), yang melemah 2,15% ke harga Rp 4.090 per lembar saham. Perseroan mencatat volume perdagangan 44,93 juta dengan nilai transaksi Rp 184,63 miliar. Frekuensi saham yang diperdagangkan sebanyak 12.550 kali.

BNI juga masih mencatat tren net foreign sell di perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp 33,57 miliar. Sepanjang 2025, BBNI mencatat net foreign sell Rp 3,44 triliun.

Terakhir, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melemah 2,56% ke harga Rp 3.800 per lembar saham. BRI mencatat volume transaksi 185,91 juta dengan nilai Rp 710,32 miliar. Frekuensi perdagangan BBRI tercatat sebanyak 42.387 kali.

Namun, BRI membukukan net foreign buy atau aksi beli bersih investor asing pada perdagangan sebelumnya sebesar Rp 73,55 miliar. Meski begitu, sepanjang 2025 BBRI masih mencatat net foreign sell Rp 629,96 miliar.

Saham emiten tambang batu bara Grup Sinar Mas, Dian Swastatika Sentosa (DSSA), menjadi pemberat utama kinerja IHSG hari ini dan berkontribusi atas penurunan 22 indeks poin. Saham BBRI, BBCA, BREN dan BMRI ikut menjadi pemberat kinerja IHSG hari ini.

Pergerakan IHSG hari ini masih melanjutkan sentimen negatif pada petang kemarin, Senin (8/9/2025). Indeks ditutup turun 1,28%.

Penurunan IHSG merupakan respons dari perombakan menteri di Kabinet Merah Putih. Sebagaimana diketahui salah satu menteri yang diganti adalah Sri Mulyani Indrawati. DTC/CNBC

Pos terkait