PALU, MERCUSUAR – Pascagempa, tsunami, dan likuefaksi beberapa waktu lalu, sebagian masyarakat di Palu masih takut mengonsumsi ikan segar di pasar. Ketakutan tersebut karena kekhawatiran masyarakat makan ikan laut pasca tsunami, dan sebagian besar korban yang belum ditemukam di Teluk Palu.
Padahal, ikan yang dijual di pasar berasal dari daerah berbeda, yaitu perairan Donggala dan Parigi. Untuk menghilangkan kekhawatiran masyarakat terkait ikan yang mengandung bahan kimia seperti formalin, Rabu (28/11/2018), Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palu melakukan peninjauan langsung ke Pasar Lasoani dan Pasar Masomba.
Petugas melakukan pemeriksaan dengan mengambil sampel beberapa ikan segar yang dijual di dua pasar tersebut, dan hasilnya semua negatif.
Penanggungjawab Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Ikan Palu, Irmawan Syafitrianto mengatakan dengan hasil pemeriksaan tersebut, masyarakat diminta tidak perlu khawatir dan tetap mengomsumsi ikan laut.
“Selama ini kan isu yang berkembang di masyarakat kalau ikan laut mengandung bio kimia, hari ini kita sidak di dua pasar dan membuktikan bahwa semua ikan yang dijual di pasaran negatif formalin dan dipastikan segar dan baik untuk dikonsumsi,” jelasnya.
Stasion Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palu juga akan lebih rutin memantau keamanan ikan agar masyakat bisa menikmati ikan segar tanpa bahan pengawet. RES