PALU, MERCUSUAR – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah sejauh ini belum mengetahui seperti apa kesepakatan kerja sama antara PT. Palu Bangun Sulawesi Tengah (BPST) dengan perusahaan asal Kanada Al Bader Ventures Inc ( AVI) yang berencana melakukan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu.
Gubernur Sulteng, Longki Djanggola mengaku rencana investasi perusahaan asal Kanada itu tidak diketahui, sebab pihak pengelola KEK belum menyampaikan kepadanya.
“Maaf, saya belum dapat info itu, karena pengelola KEK belum melaporkannya,” tulis Gubernur Longki via aplikasi WatsApp, Rabu (21/4/2021).
Gubernur dua periode ini menyarankan kepada wartawan untuk menanyakan hal tersebut Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang mungkin mereka telah mengetahuinya.
“Tapi mungkin ke Asisten II dan Kadis PMPTSP mereka sudah tahu. Silahkan, terima kasih,” katanya.
Dilansir dari berbagai sumber, perusahaan AVI salah satu perusahaan yang berkantor pusat di Kanada, sepakat berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu. Nilai investasinya sangat fantastis, yakni senilai Rp92,4 triliun, namun dana yang akan digelontorkan sebagai investasi awal sebesar 621.428.571 Dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp8,7 triliun.
Seperti diketahui bahwa PT. BPST selaku pengelola KEK Palu telah menyepakati kerja sama dengan AVI melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Presiden Direktur AVI, Salam Al Bader dan Direktur BPST, Andi Mulhanan Tombolotutu di Jakarta pada Selasa (20/4/2021).
Asisten II Administrasi, Ekonomi, dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi, Bunga Elim Somba juga mengaku belum mengetahui mengenai rencana investasi tersebut. Ia menegaskan bahwa belum ada komunikasi Pemprov Sulteng dengan pihak perusahaan AVI tersebut.
“Kami belum dihubungi oleh perusahaan Kanada ini, mungkin PT Bangun Palu Sulteng sebagai pengelola KEK yang tahu,” jelas Elim Somba, Kamis (22/4/2021).
Sejak adanya KEK Palu katanya, sudah banyak perusahaan yang mengaku menanamkan modal usahanya di KEK Palu, hanya saja sebagian dari investor tersebut tidak merealisasikannya.
“Memang banyak perusahaan yang sudah berminat masuk ke KEK tapi realisasinya belum kelihatan,” ungkapnya. BOB