Oktober, Kota Palu Mengalami Deflasi

images

PALU, MERCUSUAR – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng merilis sepanjang Oktober, Kota Palu tercatat mengalami deflasi 0, 20 persen, hal itu menandakan harga komoditas yang dijual dipasaran Kota Palu mengalami penurunan daya jual.

Kepala BPS Sulteng, Faizal Anwar mengatakan Kota Palu sepanjang 2019 sudah mengalami deflasi sebanyak lima kali, hal itu sebagai pencapaian yang baik karena pasca bencana satu tahun lalu inflasi Kota Palu tertinggi secara nasional.

“Kami perlu mengapresiasi karena deflasi yang terjadi saat ini karena pemantauan harga komoditas dipasaran oleh Tim Pengendala Inflasi Daerah (TPID) berjalan baik. Deflasi di Kota Palu sudah lima kali terjadi dan ini menekan inflasi yang terjadi Oktober 2018 lalu,” katanya saat pemaparan perkembangan ekonomi lokal di Kantor BPS, Jumat (1/11/2019).

Faizal menjelaskan, faktor yang menentukan penurunan harga terhadi pada kelompok transport yaitu tiket pesawat terbang, kelompok bahan makanan berupa penjualan ikan. • Inflasi tahun kalender bulan Oktober 2019 terhadap Desember 2018 sebesar 1,19 persen, sementara inflasi year on year (Oktober 2019 terhadap Oktober 2018) sebesar 3,16 persen.

Lebih lanjut Faizal menambahkan, dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 39 kota mengalami deflasi dan 43 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Balikpapan sebesar 0,69 persen dan terendah di Kota Palopo sebesar 0,01 persen. Kota Manado mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,22 persen, sementara yang mengalami deflasi terendah sebesar 0,01 persen adalah Kota Tual, Ternate, dan Pematang Siantar. Kota Palu menempati urutan ke-5 deflasi tertinggi dikawasan Sulampua dan urutan ke-15 secara Nasional. HAI

Pos terkait