PALU, MERCUSUAR – Pascabencana yang melanda Palu dan sekitarnya akhir September 2018, tingkat pengisian kamar hotel mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng merilis Tingkat Pengisian Kamar Hotel pada November 2018 sebesar 47,57 persen.
Dibanding Agustus 2018, terjadi penurunan pada hotel bintang sebesar 6,87 persen, sementara hotel melati mengalami peningkatan sebesar 4,09 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi pada BPS Sulteng G.A. Nasser mengatakan setelah gempa banyak hotel di Palu yang tidak beroperasi sehingga berpengaruh pada tingkat pengisian kamar. Hanya beberapa hotel bintang yang melayani pascabencana, tetapi tamu masih trauma untuk menginap sehingga keberadaan hotel melati menjadi pilihan untuk menginap. Hotel melati menjadi pilihan karena dianggap aman lantaran tidak bertingkat.
“Banyak permintaan dari tamu untuk menginap tetapi ketersediaan kamar hotel (melati) yang tidak mencukupi,” kata Nasser di kantornya belum lama ini. HAI