PALU, MERCUSUAR – Salah satu Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari sektor usaha kain tenun khususnya bisnis batik bomba mengalami penurunan omset penjualan selama masa pandemi Covid-19.
Penjualan Batik Bomba yang merupakan batik khas lokal Kota Palu mengalami penurunan drastis terutama pada tahun 2020, walaupun ditahun 2021 ini sudah mulai beranjak naik walapun namun belum kembali normal seperti sebelum adanya pandemi.
Khairul Anwar, salah satu pelaku usaha kain tenun batik bomba di Kota Palu, Banua Tenun Jagad Sutra menjelaskan, sebelum pandemi omset penjualan bisa sampai Rp 80juta hingga Rp90jutaan per bulannya, sedangkan untuk saat ini pendapat paling tinggi hanya berkisar Rp 50jutaan saja setiap bulan.
“Kalau sekarang penjualan sudah mulai membaik, tapi belum kembali normal seperti dulu. Perbandingan lumayan beda jauh,” jelasnya.
Lanjutnya, meski begitu, dirinya tetap melakukan berbagai pemasaran atau promosi termasuk menawarkan produk kain tenun lewat sosial media (sosmed). Menurutnya, sosmed yang berperan dalam pencapaian omsetnya saat ini.
“penjualan masih secara langsung tapi kita sekarang fokuskan penjualan lewat media sosial ,“ jelasnya.
Khairul menjelaskan penjualan dari segmen masyakarat, Pemerintah Daerah (Pemda) Sulteng dan BUMN tetap berjalan seperti biasanya dari tipe kain bomba, sarung donggala, dan beberapa kemeja.
Dirinya bersyukur, di tengah dampak covid yang menyebabkan perekonomian dan omset pendapat menurun, dirinya mendapat Bantuan Presiden (Banpres) yang diperuntukkan untuk pelaku UMKM pada saat awal-awal pandemi sebelumnya.
“Bersyukur masih bisa survive hingga saat ini, kita berharap pandemi segera berlalu agar perekonomian di Sulteng bisa berjalan normal kembali,” jelasnya.MG2