PALU, MERCUSUAR – Area Manajer BSI Palu, Wawan Purwantoro mengakui pangsa pasar perbankan Syariah di Sulteng masih kecil karena belum banyaknya jaringan kantor dan nasabah bank Syariah.
Market share masih berkisar 5 persen untuk lokal dan 6 persen untuk nasional dan perlu dorongan untuk meningkatk literasi dan inklusi keuangan syariah melalui perbankan,” kata Wawan saat ditemui di Palu, Selasa (3/1/2023).
Artinya, 96 persen masyarakat Sulawesi Tengah masih mempercayakan dananya pada perbankan lainnya, seperti bank konvensional.
Meski demikian, prospek industri keuangan syariah di Sulawesi Tengah ke depan masih sangat terbuka lebar. Tantangannya, yakni pada aspek digitalisasi layanan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pangsa pasar perbankan syariah telah mencapai 6,65 persen per Februari 2022. Pangsa pasar perbankan syariah tercatat sebesar Rp 681,95 triliun yang terdiri dari 65,47 persen Bank Umum Syariah (BUS), 32,03 persen Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sebesar 2,5 persen.
Kepala Departemen Pengawas Bank Syariah, Jasmi menyampaikan perlunya merasionalkan marketshare tersebut. Meski telah terlepas dari jebakan pangsa lima persen, Jasmi menilai tidak mudah untuk mencapai nilai 20 persen atau bahkan 10 persen. HAI