SIGI, MERCUSUAR – Pangsa pasar penjualan ayam pedaging di Sulteng terbuka lebar karena animo masyarakat untuk mengkonsumsi olahan ayam sangat tinggi.
Hal itu dilihat sebagai peluang UKM, Lakile Agro Silvo Forestry Integration (LASFI) yang berlokasi di Bukit Lakile Syech yakub, Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi.
Pengelola UKM LASFI, Anton Lakile saat ditemui di Pombewe, Senin (17/2/2020) mengatakan usaha peternakan pedaging ini sudah dilakoninya sejak tiga tahun terakhir dan saat ini pihaknya memelihara 14 ribu ekor ayam pedaging. Penjualan ayam dilakukan dengan mitra yang menyediakan pakan ternak, obat-obatan, dan suplemen untuk pengembang biakan ayam pedaging yang setiap beberapa minggu diambil mitra yang merupakan pembelinya.
“Kami mempunyai tiga kandang besar dengan kapasitas setiap kandang sebanyak lima ribu ekor dengan luas lahan yang tersedia sebanyak 30 hektar,” urai Anton.
Anton tidak pusing dengan penjualan ayam miliknya karena pembeli datang mengambil ke tempatnya yang lokasinya berada di atas ketinggian beberapa ribu meter dibawah permukaan laut. Pemilihan lahan di atas bukit karena mengantisipasi keluhan dari masyarakat mengenai kotoran pembuangan ayam. Saat ini pihaknya sudah berhasil mengolah kotoran ayam menjadi pupuk organic untuk tanaman palawija.
Disinggung tentang keuntungan penjualan, Anton mengatakan dirinya bersama melakukan pola kerjasama kontrak untuk penjualan senilai Rp15 ribu untuk satu ekor dan dari satu ekor dirinya menerima keuntungan bersih Rp5 ribu rupiah.
Dirut Bank Sulteng, Rahmat A Haris mengapresiasi UKM peternakan ini dan pihaknya mendorong agar peternak untuk menjalin kerjasama dengan perbankan untuk pengelolaan keuangan dan jika diperlukan untuk penambahan kapasitas kandang atau diversifikasi usaha bisa mengajukan permodalan ke perbankan melalui kredit modal kerja atau investasi. HAI