PALU, MERCUSUAR – Penurunan suku bunga kredit oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) disambut baik oleh pelaku Usaha Kecil Mikro Menegah (UMKM) Kota Palu. Pasalnya, penurunan suku bunga kredit tersebut sangat membantu pelaku UMKM terutama di masa pandemi saat ini.
Salah satunya pelaku UMKM, Dini yang bergerak dibidang kuliner olahan gula aren menjelaskan, di tengah pandemi saat ini peran pemerintah dalam membantu meningkat ekonomi UMKM adalah dengan penurunan suku bunga kredit, karna banyak dari kalangan pelaku UMKM yang tidak bisa mengembangkan usahanya karna suku bunga kredit yang cukup tinggi.
“Apalagi UMKM yang baru mulai rata-rata butuh modal untuk mengembangkan usahanya, satu-satu harapan kita yah adalah mengambil pinjaman di bank, tapi kadang terkendala dengan bunga kredit yang cukup tinggi,” jelasnya.
Dengan adanya penurunan suku bungan acuan oleh Bank Indonesia sebesar 3,5 persen, hal itu tentu menjadi harapan baru untuk pelaku usaha agar perbankan bisa ikut menurunkan suku bunga kreditnya.
“Yang pasti kami pilih perbankan yang suku bungan rendah agar bisa sedikit mempermudah dan meringankan kami dalam pembayaran kredit setiap bulannya,” jelasnya.
Pada pertengahan Februari lalu Bank Indonesia kembali menurunkan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen. Penurunan suku bunga acuan tersebut juga diikuti oleh perbankan dengan menurunkan suku bunga pinjamannya. Salah satu yang menurunkan suku bunganya dengan signifikan adalah BRI.
BRI kembali menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) mulai 28 Februari 2021 untuk seluruh segmen (Korporasi, Ritel, Mikro, KPR dan non-KPR) dengan penurunan yang signifikan atau sebesar 150 bps – 325 bps. Penurunan SBDK terbesar diberikan pada kredit konsumer non-KPR sebesar 3,25 persen. Dengan penurunan ini, SBDK non-KPR berubah dari semula 12 persen menjadi 8,75 persen.
Selain itu, BRI juga menurunkan SBDK KPR sebesar 2,65 persen, dari 9,90 persen menjadi 7,25 persen. Penurunan SBDK juga dilakukan untuk segmen mikro sebesar 2,5 persen. Perubahan ini membuat SBDK mikro turun dari 16,50 persen menjadi 14 persen.
Pada kredit segmen korporasi dan ritel, BRI melakukan penurunan SBDK masing-masing sebesar 1,95 persen dan 1,5 persen. Dengan demikian saat ini, SBDK korporasi berubah dari 9,95 persen menjadi 8 persen. Kemudian, SBDK segmen ritel berkurang dari 9,75 persen menjadi 8,25 persen.
Penurunan suku bunga kredit oleh BRI tersebut dilakukan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Sebelumnya, sepanjang tahun 2020 lalu BRI telah menurunkan suku bunganya sebesar 75 bps – 150 bps, bahkan khusus untuk restrukturisasi keringanan suku bunga, BRI menurunkan antara 300 bps – 500 bps.
Asisten Manajer Pemasaran Kantor Cabang BRI Palu, Sumarno yang dihubungi di kantornya, Rabu (3/3/2021) mengaku adanya penurunan suku bunga kredit untuk debitur UMKM dalam produk pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan plafon kredit Rp50 juta.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sepanjang 2020 mengalami peningkatan dibanding tahun 2019.
“Realisasi KUR di Sulteng pada 2020 mencapai Rp1,9 triliun yang disalurkan kepada 55.412 debitur di sejumlah kabupaten dan kota. Nilai realisasi tersebut meningkat dibanding tahun 2019 yang senilai Rp1,3 triliun yang disalurkan kepada 41.154 debitur,” kata Kepala OJK Sulteng Gamal Abdul Kahar.
Ia menerangkan KUR tersebut disalurkan dalam lima skema yaitu skema KUR Mikro, KUR Kecil, KUR Super Mikro, KUR Ultra Mikro dan KUR Tenaga Kerja Indonesia.
Penyaluran kredit dengan skema KUR Mikro telah mencapai Rp1,1 triliun yang diberikan kepada 43.357 debitur. Kemudian KUR Kecil senilai Rp688 miliar yang diberikan kepada 3.385 debitur. RES/HAI