Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertekadmemacu pertumbuhan kredit untuk menjaga kinerja, seiring denganlikuiditas yang terjaga di masa pandemi. Hingga kuartal kedua 2021,ditengah likuditas yang terjaga di level LDR (Loan to Deposit Ratio) 84,77% perseroan mencatatkan pertumbuhan laba secara year on year 22% atau sebesar Rp12,4 triliun. Hal tersebut diungkapkanoleh Direktur Utama BRI Sunarso dalam acara Infobank Web Seminar & 26th Infobank Awarding 2021 bertajuk Leading In Unpredicted Time, Selasa (7/9).
Atas torehan kinerja yang positif ditengah Covid-19, perseroanmendapatkan 3 penghargaan dari Majalah Infobank. Duapenghargaan yang diraih BRI yakni The Most Profitable Bank ataspertumbuhan tingkat pengembalian aset dan ekuitas usaha kepadanegara. BRI juga kembali menyandang Predikat Kinerja Sangat Bagus untuk kali ke-20 secara beruntun dalam ajang 26th InfobankAwards 2021. Sebagai Direktur Utama BRI, Sunarso juga meraihpenghargaan atas kepemimpinannya membawa kinerja gemilangBRI selama ini. Salah satu bankir handal yang dimiliki Indonesia tersebut terpilih sebagai The Best CEO Series 2021.
Infobank menilai BRI sebagai bank milik negara dengan total asetlebih dari 1.400 triiliun dan dikenal dengan jangkauan pelayanansangat luas. Mulai dari lingkup perkotaan hingga pelosok daerah di Indonesia. BRI pun dinilai sebagai bank yang unggul dalam kreditmikro senantiasa menjangkau berbagai kelas nasabah. Mulai darisektor korporasi, high class individual, dan tentunya masyarakatpedesaan dan usaha mikro kecil serta menengah. Hal itu pun menjadi jati diri BRI.
Sunarso yang menerima penghargaan tersebut secara daring mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut dedikasikan kepadaseluruh insan BRILian dan kepada para nasabah yang sangat setiakepada BRI terutama nasabah UMKM. “Mudah-mudahanpenghargaan ini membuat saya dan seluruh insan BRILian selalubersemangat untuk tidak pernah berhenti untuk menjadi dan memberi yang terbaik”, tambahnya.
“Pertama, terima kasih kepada Infobank yang telah me–recognizeapa yang telah dikerjakan teman-teman di BRI Group selama ini. Pastilah penghargaan ini kami dedikasikan kepada Insan BRILianyang tak kenal lelah melakukan tugas-tugasnya sehari-hari dalam masa sulit sekarang ini dengan tetap menjaga protokol kesehatandan melaksanakan berbagai penyaluran stimulus dari pemerintah, yang pada akhirnya strategi kami adalah business follow stimulus,” ucapnya.
Pada seminar bertajuk “Leading In Unprecidented Time: TantanganSetelah Relaksasi Restrukturisasi Kredit Berakhir”, Sunarsomenyebut dalam krisis ekonomi karena pandemi Covid-19, likuiditas perseroan dan bank-bank milik pemerintah sangat terjagadan melimpah. Hal itu disebabkan loan demand yang melemah. Sunarso mengenang, pada krisis-krisis ekonomi besar sebelumnya, seperti pada 1998, likuiditas perbankan sangat terganggu.
Namun, saat krisis ekonomi akibat pandemi malah sebaliknya. Ketika aktivitas ekonomi secara langsung terbatasi, permintaankredit pun menurun “Jadi sebenarnya ini mencerminkan bahwalikuiditas masih cukup melimpah untuk mendorong pertumbuhankredit,” kata Sunarso.
Sunarso menjabarkan, pertumbuhan kredit di masa pandemi tidakseperti tahun-tahun sebelumnya. Saat ini secara nasionalpertumbuhan kredit industri perbankan hanya sekitar 0,6%. Kendatidemikian, Sunarso menyebut, bahwa BRI masih mampumenumbuhkan kreditnya diatas pertumbuhan industry, sekitar 5%secara y-o-y.
Sebelumnya, perseroan menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran6%-7% pada tahun ini. Adapun secara konsolidasian sampai denganJuni 2021 kinerja penyaluran kredit BRI mencapai Rp929,40 triliun. Capaian itu tumbuh dari pada kuartal II 2020 yang sebesarRp922,97 triliun. Penopang utama pertumbuhan kredit BRI hinggasemester pertama 2021 berakhir adalah kredit mikro. Yaitu tercatatRp366,56 triliun tumbuh 17% secara year on year (y-o-y). Untukkredit mikro BRI saat ini porsinya mencapai 39,44% dari total portofolio. Targetnya, porsi kredit mikro perseroan ditargetkan naikmenjadi 45% dari total portofolio kredit pada 2025.