Pertumbuhan Industri Manufaktur Sulteng Terkoreksi

manufaktur

PALU, MERCUSUAR – Pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang (IBS) Sulteng pada triwulan IV 2019 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -5,26 persen dibandingkan triwulan III 2019 dan di bawah pertumbuhan nasional.

 

Pertumbuhan negatif IBS di Sulawesi Tengah pada Triwulan IV 2019 (q-to-q) yang sebesar -5,26 persen disebabkan oleh pertumbuhan negatif dari jenis industri logam dasar (KBLI 24) sebesar -9,76 persen.

Namun, jika dilihat dari pertumbuhan tahun ke tahun (year on year) Produksi IBS di Sulawesi Tengah selama Triwulan IV 2019 dilihat dari pertumbuhan (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 4,11 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2018. Sementara secara nasional pertumbuhan (y-on-y) Triwulan IV 2019 mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 3,62 persen dibanding triwulan yang sama tahun 2018.

Kepala BPS Sulteng, Dumangar Hutauruk mengatakan sektor industri manufaktur sebagai salah satu sektor andalan pembangunan nasional terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun.

Selain memiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDRB), juga memiliki peran penting dalam penciptaan lapangan kerja baru yang akan berdampak pada semakin menurunnya angka pengangguran.

Angka pertumbuhan produksi industri manufaktur untuk triwulan IV ini disajikan untuk keseluruhan skala industri, antara lain industri besar dan sedang (IBS) yaitu industri dengan tenaga kerja dari 20 orang atau lebih dan industri mikro dan kecil (IMK) yaitu industri dengan tenaga kerja 1-19 orang. HAI

Pos terkait