PALU, MERCUSUAR – Kredit di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada April 2021 mencapai Rp34,21 T mengalami peningkatan sebesar 9.99% (YtD) apabila dilihat secara tahun kalender.
Peningkatan datang dari berbagai jenis kredit baik kredit konsumsi, kredit investasi dan kredit modal kerja, namun peningkatan paling besar bersumber dari Kredit Investasi yang meningkat sebesar 82.93% (YTD) mencapai Rp4,6 T dari yang sebelumnya hanya mencapai Rp2,5 T pada Desember 2021.
Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sulteng, Abdul Majid Ikram mwnjelaskan, apabila dilihat secara sektoral,peningkatan kredit didorong oleh sektor listrik, gas dan air yang mencapai Rp2,06 T pada bulan April.
“Peningkatan kredit ini sejalan dengan kebijakan moneter Bank Indonesia yang akomodatif dan menerapkan suku bunga BI7DRR yang rendah pada 3,50% yang diharapkan dapat mendorong geliat ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Pertumbuhan kredit ini disertai dengan kondisi NPL yang relatif rendah dan stabil yaitu berada pada tingkat 2.21% atau sejumlah Rp754.75 Miliar. Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 2021 sebesar 4,07% (YTD) apabila dibandingkan dengan akhir tahun 2020. Peningkatan DPK terutama bersumber dari Giro yang meningkat hingga 36,65% (YTD).RES
Foto : Abdul Majid Ikram
Pertumbuhan Kredit di Sulteng Meningkat
PALU, MERCUSUAR – Kredit di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada April 2021 mencapai Rp34,21 T mengalami peningkatan sebesar 9.99% (YtD) apabila dilihat secara tahun kalender.
Peningkatan datang dari berbagai jenis kredit baik kredit konsumsi, kredit investasi dan kredit modal kerja, namun peningkatan paling besar bersumber dari Kredit Investasi yang meningkat sebesar 82.93% (YTD) mencapai Rp4,6 T dari yang sebelumnya hanya mencapai Rp2,5 T pada Desember 2021.
Kepala Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sulteng, Abdul Majid Ikram mwnjelaskan, apabila dilihat secara sektoral,peningkatan kredit didorong oleh sektor listrik, gas dan air yang mencapai Rp2,06 T pada bulan April.
“Peningkatan kredit ini sejalan dengan kebijakan moneter Bank Indonesia yang akomodatif dan menerapkan suku bunga BI7DRR yang rendah pada 3,50% yang diharapkan dapat mendorong geliat ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Pertumbuhan kredit ini disertai dengan kondisi NPL yang relatif rendah dan stabil yaitu berada pada tingkat 2.21% atau sejumlah Rp754.75 Miliar. Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 2021 sebesar 4,07% (YTD) apabila dibandingkan dengan akhir tahun 2020. Peningkatan DPK terutama bersumber dari Giro yang meningkat hingga 36,65% (YTD).RES