MERCUSUAR – PT PLN (Persero) mencatat sistem kelistrikan Sulawesi melimpah yakni mencapai 2.365 MW dengan cadangan daya 602 MW hingga 2021.
Direktur Bisnis Regional Sulampua dan Nusa Tenggara PLN Syamsul Huda melalui keterangannya di Makassar, Selasa menyampaikan komposisi pasokan daya tersebut, 20,34 persen dipasok dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT).
Ia menyebut Sulawesi kaya akan EBT, terbukti dari berbagai pembangkit listrik energi terbarukan yang dimiliki seperti tenaga hydro Bakaru, PLTB Tolo di Jeneponto dan PLTB Sidrap.
“Sulawesi kaya energi terbarukan dan ini tentu harus diserap melalui berbagai smelter yang ingin masuk ke Sulawesi dan kita tentu siap untuk pemenuhan kebutuhan listriknya,” kata dia.
Terlebih lagi, hasil penelusuran hingga akhir Juni 2021, potensi demand pelanggan besar atau smelter tercatat sebanyak 61 pelanggan dengan daya 7.184 MVA.
Untuk meyalurkan daya listrik tersebut, PLN juga akan membangun 7.052 kms Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan 4.702 MVA Gardu Induk yang tersebar di seluruh Sulawesi.
“Saat ini, PLN sudah melayani 4 pelanggan smelter dengan total kapasitas 245 MW di seluruh Sulawesi,” katanya.
Sesuai dengan RUPTL 2021-2030, PLN akan menambah kapasitas pembangkit EBT sebesar 3.698 MW.
Sebelumnya General Manager Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) Deviar Anis menyampaikan telah disiapkan ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru II, Sulawesi Selatan.
Berbeda dari PLTA Bakaru pertama yang hanya berkapasitas 150 KV, PLTA Bakaru II direncanakan berkapasitas 275 KV atau dua kali lipat dari PLTA Bakaru saat ini.
Deviar mengemukakan perkembangan pembangunan PLTA Bakaru II memasuki pra konstruksi dengan berbagai persiapan pembangunan seperti survey dan pengukuran dari arah Bakaru ke Kabupaten Palopo.
“Itu sudah dalam tahap survey untuk pembangunan transmisinya yang 275 KV. Jadi nanti yang 275 KV akan menyatu dengan PLTA Poso,” ujarnya.