Jakarta – Bertepatan dengan Hari UMKM (Usaha Mikro, Kecil danMenengah) yang jatuh pada 12 Agustus 2021, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus memperkuat komitmenuntuk mempertahankan posisinya sebagai market leader segmenUMKM di Indonesia.
BRI mampu mempertahankan kinerja positif yang berkelanjutan di tengah pandemi dengan pertumbuhan kredit yang tumbuh positifdan diatas rata rata industri perbankan nasional. Hingga akhir Juni2021, penyaluran kredit BRI secara konsolidasian mencapai Rp. 929,40 triliun, tumbuh positif dibandingkan dengan penyalurankredit BRI pada akhir kuartal II 2020 sebesar Rp 922,97 triliun.Apabila dirinci, kredit UMKM BRI telah mencapai Rp.749,33 triliun atau meningkat jika dibandingkan periode Juni 2020 yang sebesar Rp.725,27 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa pencapaiantersebut membuat porsi kredit UMKM BRI naik menjadi 80,62 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalusebesar 78,58 persen. “Porsi kredit UMKM BRI tersebut akan terusditingkatkan dan BRI menargetkan angka ini akan tembus mencapai85 persen pada tahun 2025”, ungkapnya.
Nilai kredit UMKM BRI apabila dibandingkan dengan penyalurankredit UMKM perbankan nasional, per Mei 2021, BRI berhasilmenyalurkan kredit kepada segmen UMKM senilai Rp.723 triliun, sementara nilai total kredit UMKM perbankan nasional sebesar Rp1.024,40 triliun. Pencapaian ini menjadikan BRI sebagai bank UMKM terbesar di Indonesia dengan market share mencapai 70,66 persen.
Sunarso mengungkapkan pihaknya akan terus mendorongpemberdayaan UMKM melalui dua cara, yakni yang pertamamenaik kelaskan pelaku UMKM dan yang kedua mencari sumberpertumbuhan baru melalui segmen Ultra Mikro. “Jadi, sering orang bilang bahwa UMKM itu harus diadvokasi. Saya bilang, tidak. Sayabilang, UMKM itu harus diedukasi. Lebih penting mengedukasidaripada mengadvokasi. Kenapa demikian? Kalau mengadvokasikita itu menempatkan UMKM di bawah. Dan kemudian bank, lembaga keuangan, itu di atas. Maka kemudian diadvokasi ke atas. Sesungguhnya tidak seperti itu. Sesungguhnya kalau kita bisaedukasi mereka, dan mereka bisa sejajar dengan bank atau lembagapembiayaan. Maka sekarang kita fokus saja pada edukasi UMKM,” imbuh Sunarso.
Untuk mendorong UMKM naik kelas serta mendorong pemulihanUMKM, BRI terus melakukan berbagai program pemberdayaan. Hingga 30 Juni 2021, telah dilakukan pendampingan klaster >1.800 klaster UMKM, pemberdayaan 832 Desa BRILian berdasarkan 4 pilar (Bumdes, Digitalisasi, Inovasi, Sustainability), penyaluranKUR sebesar Rp84,87 triliun kepada lebih dari 3 juta nasabah, danpenyaluran subsidi bunga UMKM Rp5,51 triliun kepada 8,91 jutanasabah.
Disamping itu, berbagai upaya penyelamatan UMKM jugadilakukan BRI dengan melakukan restrukturisasi kredit UMKM terdampak Covid-19 sebesar Rp.145,78 triliun kepada 2,46 jutanasabah dan penjaminan kredit sebesar UMKM sebesar Rp.19,45 triliun kepada >29 ribu nasabah. BRI juga menyediakan platform digital agar UMKM dapat tetap menjalankan usahanya di kondisipandemi ini, diantaranya adalah pasar.id yang telah mencapai 6.274 pasar dengan 104,579 pedagang terdaftar.
Upaya BRI dalam mendukung pemberdayaan UMKM lainnyaadalah dengan menyediakan platform pemberdayaan digital Link UMKM yang membentuk ekosistem terintegrasi. “Para pelakuUMKM binaan BRI baik dari klaster binaan, Rumah BUMN, BUMDes serta Agen BRILink tergabung dalam satu wadah yang terintegrasi (Link UMKM) sehingga memudahkan untuk dilakukanpendampingan dan pembinaan agar dapat naik kelas, ungkapSunarso”
Selain mendorong UMKM naik kelas, BRI juga akan “turun” kesegmen yang lebih bawah, yakni segmen Ultra Mikro untuk mencarisumber pertumbuhan baru. Saat ini segmen usaha ultra mikrodisebut bagaikan fenomena gunung es. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM RI, 99% dari total unit usaha di Indonesia adalah segmen mikro dan ultra mikro. Dari total 63 jutaunit usaha yang berada pada segmen tersebut, sekitar 48 persen atau30 juta lebih unit usaha belum tersentuh layanan formal lembagakeuangan.
Sunarso memaparkan dalam road map yang direncanakan BRI, usaha yang belum terlayani pada segmen tersebut harus bisa“tersentuh” layanan keuangan. Strateginya, segmen usaha ultra mikro harus terlebih dahulu masuk ke dalam ekosistem bisnis yang dipersiapkan BRI.