MERCUSUAR – Sepanjang semester I – 2022, PT. Bank Sulteng mencatat kinerja gemilang yang tergambar dalam laporan neraca keuangan sepanjang Januari hingga Juni 2022. Peningkatan kinerja ini tidak lepas dari kedisplinan, efisiensi, dan penetapan target yang ditetapkan direksi Bank Sulteng.
Indikator peningkatan ini terlihat dari kinerja keuangan laporan keuangan Bank Sulteng selama semester I-2022, total aset Juni 2022 mencapai Rp11, 2 triliun dari sebelumnya Rp8,6 triliun atau meningkat 30,35 persen. Penyaluran kredit pada Juni 2022 mencapai Rp5,8 triliun meningkat dibanding Juni 2021 Rp5,1 triliun atau meningkat 11,72 persen. Giro pada Juni 2022 tercatat Rp3,5 triliun meningkat dibanding Juni 2021 yang sebesar Rp2,5 triliun meningkat 40,64 persen. Tabungan Juni 2022 tercatat sebesar Rp1,2 triliun meningkat dibanding Juni 2021 yang tercatat Rp1,1 triliun bertumbuh sebesar 11,66 persen. Deposito tercatat pada Juni 2022 sebesar Rp3 triliun meningkat dibanding Juni 2021 yang tercatat Rp2,7 triliun bertumbuh 8,84 persen. Dan laba Juni 2022 tercatat Rp169 miliar meningkat dibanding Juni 2021 yang tercatat Rp99 miliar atau bertumbuh 71,41 persen.
Kinerja Bank tidak dapat terlepas dari kondisi perekonomian baik perekonomian global maupun nasional serta kondisi industri perbankan pada khususnya. Perekonomian global selama 2022 melanjutkan perbaikan, didukung berbagai respons kebijakan dan kerja sama internasional, meski dengan laju yang tidak merata antara negara maju dan negara berkembang.
(DPK) yang tumbuh secara signifikan. Suku bunga perbankan terus mengalami penurunan didukung oleh suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah, likuiditas yang longgar dan persepsi risiko yang membaik. Di pasar uang dan pasar dana, suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight dan suku bunga deposito 1 (satu) bulan perbankan telah menurun, masing-masing
sebesar 25 bps dan 131 bps sejak Desember 2020 menjadi 2,79% dan 2,96% pada Desember 2021.
Di pasar kredit, suku bunga kredit baru melanjutkan tren penurunan sejalan dengan penurunan harga pokok dana untuk kredit dan perbaikan persepsi
risiko perbankan, di tengah aktivitas ekonomi dan mobilitas masyarakat yang meningkat. Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan termasuk melalui penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan guna semakin mendorong pemulihan ekonomi nasional.
Berdasarkan analisis perekonomian dan industri serta memperhatikan tantangan yang ada, maka Bank Sulteng menetapkan target pasar sesuai dengan kondisi perekonomian dan industri perbankan yang meliputi antara lain Pengembangan
Jenis Kartu ATM/Debit dan kartu kredit, Pengembangan
Laku Pandai, Pengembangan Mobile Banking, Cash Management
System (CMS), Pengembangan Digitalisasi Transaksi dan Integrasi Sistem Keuangan Pemerintah Daerah, dan Kerjasama Perluasan Issuer dan/atau Acquiring ATM.
Strategi dan kebijakan pengembangan usaha Bank disusun dalam jangka pendek dan jangka panjang. Rencana Strategis Bank disusun dalam bentuk Rencana Korporasi (Corporate Plan) dan Rencana Bisnis Bank (Business Plan). Dalam menyusun perencanaan tersebut, Bank tetap mengedepankan prinsip kehati-
hatian dan responsif terhadap perubahan internal dan eksternal sesuai dengan ketentuan otoritas.
Penyusunan dilaksanakan secara spesifik, terukur, realistis, dan relevan serta tepat waktu. Sasaran korporasi yang tertuang dalam Corporate Plan adalah:
1. Memperkuat struktur permodalan agar dapat masuk ke
dalam kelompok Bank BUKU 2, dengan pencapaian modal
inti minimum sebesar Rp3 triliun di tahun 2024.
2. Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang
tersertifikasi.
3. Menjadikan Bank Sulteng sebagai regional champion dan
top of mind di Sulteng.
4. Menjadikan Bank Sulteng sebagai bank terkemuka dalam
layanan digital.
5. Mempertahankan tingkat kesehatan Bank Sulteng sesuai
penilaian otoritas minimal pada Peringkat Komposit 3
(dua).
6. Memberikan kontribusi yang memadai terhadap
pendapatan asli daerah. HAI