Tiongkok Negara Tujuan Utama Ekspor Sulteng

Seorang karyawan berjalan di areal pabrik salah satu perusahaan smelter nikel di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Sabtu (26/11/2022). Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Kendari mencatat jumlah karyawan lokal di dua perusahaan smelter nikel di Konawe yang telah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) hingga November 2022 yakni PT Obsidian Stainless Steel (OSS) sebanyak 15.673 orang dan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) 7.670 orang. ANTARA FOTO/Jojon/tom.

PALU, MERCUSUAR – BPS Sulteng merilis Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor Sulteng  senilai US$909,34 juta atau 52,90 persen dari total nilai ekspor senilai 1.719,10 juta dolar.

Selama Oktober 2022, ekspor Sulawesi Tengah (melalui Sulawesi Tengah dan Provinsi lain) didominasi oleh tiga kelompok komoditas utama, yaitu kelompok komoditas besi dan baja senilai US$1.066,70 atau 62,05 persen dari total ekspor, nikel senilai US$371,19 juta atau 21,59 persen, dan bahan bakar mineral senilai US$205,03 juta atau 11,93 persen dari nilai total ekspor. 

Kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya relatif kecil masing-masing di bawah 4,00 persen. Selama Januari-Oktober 2022, kelompok besi dan baja mendominasi pangsa ekspor senilai US$10.480,56 juta atau 66,97 persen, nikel senilai US$2.859,11 juta (18,27 persen), dan bahan bakar mineral senilai US$1.528,56 juta (9,77 persen). Sementara itu, kontribusi ekspor kelompok komoditas lainnya terhadap total ekspor masing-masing di bawah 4,00 persen.

Tenaga Ahli Madya BPS Sulteng, Henry Simanjuntak menjelaskan transaksi ekspor melalui Sulawesi Tengah senilai US$1.716,88 juta, difasilitasi oleh Pelabuhan Kolonodale senilai US$1.469,69 juta, Luwuk senilai US$242,92 juta, dan Pantoloan senilai US$4,27 juta. Sedangkan ekspor melalui pelabuhan di provinsi lainnya tercatat US$2,22 juta masing-masing melalui Tanjung Emas (Jawa Tengah) senilai US$0,14 juta, Tanjung Perak (Jawa Timur) senilai US$0,87 juta, Tanjung Priok (DKI Jakarta) senilai US$1,20 juta, dan sisanya senilai US$0.01 juta melalui Cengkareng (DKI Jakarta). Hal ini berarti pelabuhan muat ekspor di Sulawesi Tengah berperan sebesar 99,87 persen.

Pelabuhan Kolonodale mendominasi layanan ekspor senilai US$13.572,82 juta atau 86,73 persen dari total nilai ekspor, disusul Luwuk senilai US$2.008,49 juta atau 12,83 persen, dan Pantoloan senilai US$24,34 juta atau 0,16 persen. Sementara itu, ekspor melalui pelabuhan di provinsi lainnya tercatat US$44,19 juta atau sebesar 0,28 persen. HAI/*

Pos terkait